TAPSEL, TOPKOTA.co – Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan (Sekda Tapsel) Parulian Nasution menghadiri acara penutupan latihan Kader 11 HMI Tingkat Nasional yang dilaksanakan di Torsibohi Nauli Hotel Sipirok, Senin, (9/3).
Diketahui sebelumnya, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Padangsidimpuan diikuti 44 peserta dari beberapa cabang yang ada di seluruh Indonesia melaksanakan latihan Kader ll intermadiate training yang berlangsung di Sipirok tepatnya ditempat kelahiran pendiri HMI, yakni Prof. Lafran Pane.
Parulian Nasution menyampaikan, HMI memiliki sejarah yang panjang terkait perkaderan yang luar biasa, karena banyak tokoh HMI yang turut membangun Negara Indonesia, dia juga menyampaikan kegiatan kader tersebut harus ditingkatkan secara terus menerus karena melihat era global yang saat ini menjadi tantangan bagi kita semua.
” Perkaderan di HMI adalah sebuah keniscayaan yang harus terus dilaksanakan karena perkaderan di HMI adalah sebuah jantungnya organisasi, ketika jantungnya sudah copot maka lumpuhlah sudah HMI ini, Jadi konsekuensinya perkaderan harus terus dilaksanakan mulai dari free inter training, basic intermadiate training, advance training bahkan kursus kursus senior,” ucap Parulian.
Lanjutnya, Saya berharap dari tubuh HMI akan selalu muncul pejuang-pejuang Islam yang betul-betul mampu menerapkan 5 insan cita yaitu insan akademis, insan pencipta, insan pengabdi, insan yang belandaskan Islam, insan yang bertanggungjawab terhadap terwujudnya adil dan makmur yang diridhai Allah Swt.
Dikatakannya, Kader HMI disiapkan untuk menjadi kader militan, karena sesungguhnya HMI itu dilahirkan tidak ada bapak tidak ada ibu, kesannya HMI itu dilahirkan dalam posisi anak yatim piatu, karena HMI itu dibesarkan dengan penuh tantangan.
Selain itu Parulian juga menyampaikan, Pendiri HMI Prof. Lafran Pane dalam membangun HMI itu selalu menerapkan pola kejujuran, karena kader-kader HMI dituntut untuk memiliki 5 Olah, yang pertama Olah jiwa yaitu kader HMI harus berjiwa besar, Olah pikir kader HMI harus berpikir positif, Olah kerja kader HMI harus bisa bekerja lebih terprogram lebih terorganizing dan lebih terkontroling.
Kemudian HMI dalam berkerja harus benar benar rasional dan objektif berdasarkan skedule yang akan dilaksanakan, karena itu HMI juga dituntut Olah rasa artinya bagaimana kita merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Selanjutnya Olah raga, kader HMI itu harus siap berolahraga agar staminanya lebih baik untuk mengantarkan dan semangat keuletan yang sangat tinggi. Kader HMI yang tidak ikhlas akan berhadapan dengan kegagalan makanya kader HMI itu harus bersyukur dan ikhlas dalam menjunjung tinggi syiar islam sesuai Quran dan Hadist sebagai jalan untuk menuju keselamatan. (IS)