LABURA, TOPKOTA.co – Manajemen Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PTPN IV Kebun Berangir Kecamatan NA IX-X Kabupaten Labura memastikan pihaknya tertib administrasi, serta terus berupaya tingkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
Hal ini dikemukakan Masinis Kepala PMKS PTPN IV Kebun Berangir Dezy Fairu, kepada sejumlah awak media, saat berkunjung di lingkungan pabrik di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sabtu (23/12/2023).
“Itu menjadi prioritas kami bang, dan akan terus ditingkatkan, khususnya terhadap pengelolaan pabrik yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Kata dia, hingga saat ini, berdasarkan hasil pemantauan Emisi Udara Boiler untuk semester I tahun 2023 di PKS Berangir, masih dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No.7 Tahun 2007.
“Kami (Manajemen-red) terus mendorong kondisi pabrik, dan menekankan kepada karyawan untuk dapat lebih ekstra dalam mempertahankan baku mutu yang telah ditetapkan sesuai Permen LH tersebut,” bilang Dezy.
Cerobong Keluarkan Asap Hitam
Dalam kunjungan sejumlah wartawan itu pula, didapati durasi waktu belasan menit keluarnya asap hitam pada cerobong Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PTPN IV Kebun Berangir tersebut.
Namun, asap yang semula gelap dan segera berangsur memutih itupun, dijelaskan bahwa kondisinya merupakan tahapan rutin manajemen dalam proses perawatan mesin boiler, setiap kurun waktu empat jam sekali saat operasi pengolahan berlangsung.
“Kepulan asap hitam itu tidak serta merta keluar begitu saja, sebab, itu adalah pengerukan boiler agar pembakaran pada mesin dapat lebih sempurna, dan itu juga terjadi pada seluruh mesin pabrik yang ada di Indonesia,” urai Dezy Fairu.
Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa keberadaan PMKS Kebun Berangir dinilai lebih Safety karena berlokasi jauh dari area komplek perkampungan masyarakat. “Itu juga merupakan salah satu rangkaian, dengan jauhnya lokasi pabrik dari lingkup perkampungan. Artinya, pihak perkebunan telah mendesain lokasi berdirinya pabrik yang aman dan tidak menyebabkan dampak lain terhadap masyarakat. Ramah lingkungan lah,” ucapnya.
Terpisah, Rahmat Fajar Sitorus Pengamat Lingkungan Perkebunan dan PMKS Provinsi Sumatera Utara tidak menampik bahwa PMKS PTPN IV Kebun Berangir merupakan salah satu pabrik pengolahan kelapa sawit yang terbilang tertib aturan.
“Saya sudah lakukan dialog secara langsung dengan manajemen serta Masinis Kepala Pabriknya. Dan saya menilai, mereka sudah faham betul bagaimana mengoperasikan pabrik dengan baik sehingga dapat menyasar kepada pabrik yang ramah lingkungan,” cetus Fajar.
Rahmat Fajar Sitorus yang pernah menjabat Kepala Divisi Pengolahan di sebanyak 15 pabrik di Sumut ini juga menguraikan, bahwa asap hitam yang keluar dari cerobong PMKS PTPN IV Kebun Berangir tersebut merupakan hal yang normal apabila terjadi dengan waktu sembur yang singkat.
“Seperti mobil berbahan bakar Solar, pastinya disaat mau dijalankan atau di start, pasti akan mengeluarkan asap hitam, dan itu terjadi terhdap seluruh mobil. Begitu juga dengan setiap proses pembakaran pada boiler pasti menghasilkan asap, dan itu hanya berdurasi waktu yang terbilang singkat,” katanya.
Diterangkannya, untuk mengetahui apakah pada PMKS layak operasi atau tidak, dapat dilihat dan ditinjau dari hasil uji emisinya, apakah sudah sesuai dengan Permen Lingkungan Hidup.
“Harapan kita, agar PMKS PTPN IV Kebun Berangir dapat terus mempertahankan hasil uji emisi tahun 2023 ini. Tentunya, terus lakukan perawatan pabrik secara periodik dan teratur,” harapnya. (Dy)