SIDIKALANG, TOPKOTA.co – Kasus perusakan fasilitas milik PT GRUTI belum juga tuntas. Namun, puluhan massa kembali melakukan aksi serupa, kali ini menimpa rumah Kades Parbuluan VI dirusak massa di Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Kepala desa bersama keluarga berhasil menyelamatkan diri dari amukan massa yang beringas.
Akibat kejadian itu, Kepala Desa Parbuluan VI, Parasian Nadeak, bersama istri, anak, cucu, dan puluhan warga lainnya terpaksa mengungsi ke Mapolres Dairi untuk meminta perlindungan dan keamanan.
“Saya tidak tahu apa motif mereka datang dan merusak rumah saya,” ujar Parasian saat ditemui wartawan di Mapolres Dairi, Sabtu (8/11/2025).
Menurutnya, peristiwa itu terjadi pada pagi hari saat ia sedang sarapan bersama keluarga di dapur. Tiba-tiba terdengar suara ramai sepeda motor di depan rumahnya. Anjing peliharaannya pun menggonggong keras.
Mendengar suara tersebut, cucunya berlari keluar untuk melihat, lalu segera masuk kembali dan berkata, “Opung, sudah datang orang-orang itu.” “Saya tanya siapa, kata cucu saya, ‘Pak Nobel (perangkat desa)’. Saat saya lihat dari pintu tengah, mereka sudah berkumpul di depan rumah,” tutur Parasian.
Melihat hal itu, Parasian langsung imasuk ke kamar. Istrinya sempat menemui massa yang sudah berada di luar rumah. “Istri saya sempat beradu mulut dengan mereka. Katanya, ‘Ngapain kalian ke sini?’ Mereka menjawab, ‘Mana Parasian Nadeak?’ Lalu istri saya bilang, sudah pergi ke ladang,” ujarnya.
Tak lama kemudian, anaknya, Romulo Nadeak, datang ke rumah. Karena takut terjadi bentrok, istrinya segera menarik Romulo masuk ke dalam garasi mobil. Melihat hal itu, massa semakin emosi dan mulai mengamuk.
“Mereka memecahkan kaca jendela dan merusak barang-barang di dalam rumah. Motor saya yang disimpan di dalam rumah ditabrakkan ke dinding kamar,” terang Parasian.
Setelah kejadian tersebut, Parasian bersama keluarganya dan sejumlah warga yang takut menjadi korban kekerasan massa langsung menuju Mapolres Dairi untuk meminta perlindungan.
“Demi keselamatan keluarga dan warga, kami meminta perlindungan ke Polres Dairi,” ucapnya.
Parasian menilai, kejadian ini terjadi karena penanganan aparat terhadap kasus perusakan dan pembakaran fasilitas milik PT Gruti sebelumnya yang dinilai terkesan lamban.
“Kalau sejak awal perusakan fasilitas PT Gruti segera ditangani dan pelakunya diamankan, mungkin tidak akan terjadi seperti ini. Karena tidak ada tindakan tegas, massa penolak PT Gruti kini semakin beringas dan merajalela,” katanya.
Ia juga menyebut, massa sebelumnya bahkan berani menculik anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dari ladang, lalu membawanya ke posko mereka dan memaksa untuk ikut menolak PT Gruti.
Menanggapi hal tersebut, Kapolres Dairi AKBP Otniel Siahaan melalui Kabag Ren AKP Agus Santoso menyampaikan bahwa pihaknya segera menindaklanjuti laporan tersebut. “Saat ini kami sedang menerima laporan dan memintai keterangan dari para saksi. Setelah keterangan dan alat bukti lengkap, akan kami tindaklanjuti dengan surat penangkapan,” jelasnya.
“Kami harapkan masyarakat bersabar. Kasus ini pasti kami tangani dengan baik,” tambahnya. Pantauan di lokasi, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kepala desa bersama keluarga dan puluhan warga masih bertahan di Mapolres Dairi hingga malam. (Ayu)









