IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Minggu, 22 September 2024

Bantuan Puluhan Juta Ke Kelompok Wanita Tani Dipertanyakan, Pendamping Bungkam

Kondisi Rumah tanam KWT di Jalan Bersama Kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara yang tampak tidak terawat, Selasa (27/6/2023). (Foto: Junaidi)

SIANTAR, TOPKOTA.co – Kelompok Wanita Tani (KWT) binaan program Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pematangsiantar diketahui mendapatkan kucuran dana puluhan juta dari pemerintah daerah, untuk mengelola pola tanam berbagai jenis sayuran hijau pada rumah tanam.

Salah satu penerima bantuan ini diketahui KWT yang berlokasi di Jalan Bersama Kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara.

Pantauan wartawan di lokasi rumah tanam KWT ini berapa hari lalu, terlihat tidak ada lagi tanaman yang di tanam di dalam rumah tanam. Terlihat juga bahan-bahan dan alat-alat tampak berserakan.

Menurut informasi warga setempat, kelompok tersebut tidak lagi melakukan kegiatan sesuai dengan kriteria dan tujuannya.

Hal ini juga dibenarkan salah satu anggota KWT berinisial G. Dia menceritakan bahwa kelompok ini tidak lagi melakukan kegiatan karena tidak terkoordinir. “Gimanalah bang, ketuanya saja sudah tidak tahu dimana, abang lihatlah itu kompos, sekam, bambu dan alat-alat lainnya terbengkalai. Kami tinggal 2 orang disini,” terangnya.

Kondisi Rumah tanam KWT di Jalan Bersama Kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara yang tampak tidak terawat, Selasa (27/6/2023). (Foto: Junaidi)

Menurut salah satu pengurus kelompok Tiur Nababan yang juga sebagai Bendahara KWT, bahwa KWT ini diberikan kucuran dana dari pemerintah sekitar Rp.50 juta. “Pencairannya 3 kali, kontrak kerja kami sudah habis bang, jadi terserah kami mau dilanjutkan atau tidak. Kami pun di kelompok ini tinggal 2 orang dari jumlah pengurus 30 orang. Ketuanya pun sudah pindah dari sini, tidak tahu kemana, begitu juga anggota pengurus yang lain, sudah banyak yang pindah tempat dari sini bang,” kata Tiur, Jumat kemarin.

Sementara, Albert Silalahi SP selaku pendamping kegiatan ini saat dikonfirmasi awak media melalui pesan whatsap tidak menjawab.

Terpisah, Junaidi selaku Ketua Lembaga Pemberdayaan masyarakat (LPM) Kecamatan Siantar Sitalasari menyayangkan kegiatan tersebut yang dinilai kurangnya pembinaan dari pendamping lapangan serta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian terhadap kelompok tersebut, sehingga kegiatan kelompok tidak berjalan sesuai kriteria tujuan Kelompok Wanita Tani (KWT).

“Sesuai fakta di lapangan, akibatnya dana puluhan juta yang dikucurkan ke kelompok ini sia-sia dan tidak bermanfaat berkelanjutan, diduga Negara pun dirugikan puluhan juta rupiah karena tidak sesuai kreteria tujuan kelompok,” katanya.

Ia juga menyoroti kelompok-kelompok tani yang dibentuk di Kelurahan Bahkapul Kecamatan Siantar Sitalasari ini hanya untuk tujuan-tujuan tertentu. “Namun kenyataannya sekarang hanya tinggal kenangan, ada juga warga membentuk kelompok tani setelah menerima bantuan dana dari pemerintah, terus para pengurusnya bubar. Terlebih, hanya di awal-awal saja kegiatan kelompok ini berjalan, agar terkesan tidak piktif,” terangnya. (JN)