IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Jumat, 20 September 2024

Anak-Anak Asongan dari Kota Medan Resahkan Pengunjung Pusat Pasar Kabanjahe dan Berastagi, Satpol PP Diminta Tertibkan

Para pedagang asongan roti jipang nasi yang didominasi anak-anak dari Kota Medan ketika berjualan di Pasar Kabanjahe dan Berastagi, Rabu (27/3/2024). (John Ginting)

TANAH KARO, TOPKOTA.co – Belakangan ini, pedagang asongan atau pedagang kaki lima kembali marak diperbincangkan, khususnya di Pusat Pasar Kabanjahe dan Berastagi. Hal ini lantaran, para pedagang tersebut kini justru didominasi oleh anak-anak yang masih usia sekolah dan berstatus sebagai siswa.

Bahkan pembahasan akan hal tersebut menjadi buah bibir di saat pengunjung Pusat Pasar mempertanyakan kembali kepada anak yang menawarkan dagangannya jenis roti nasi, yang terkesan memaksa menjual barang dagangannya.

“Nakku kalian dari mana, apa nggak sekolah, kok keliling jualan nasi roti jipang ini,” kata pengunjung ini.

Para pedagangan asongan ini pun mengaku dari Kota Medan, dan saat ini tidak bersekolah lagi. “Kami dari Medan bu, kami rame bu, tidak sekolah lagi, belilah bu,” ujar Beru Sembiring menirukan percakapan mereka kala itu kepada wartawan, Rabu (27/3/2024).

Keluhan pengunjung dan pedagang pasar Kabanjahe dapat respon dari Ketua DPD APPSINDO (Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) Kabupaten Tanah Karo Hendrik Caesar Ginting Munthe.

Para pedagang asongan roti jipang nasi yang didominasi anak-anak dari Kota Medan ketika berjualan di Pasar Kabanjahe dan Berastagi, Rabu (27/3/2024). (John Ginting)

Menurut Hendrik Caesar Ginting, maraknya puluhan orang pedagang asongan yang melibatkan anak-anak memang sangat meresahkan. Sebab, ada ditemukan anak anak yang menawarkan dagangannya dengan cara memaksa untuk dibeli, dan jikalau pengunjung tidak merespon mereka tidak segan segan melontarkan kata-kata kasar.

“Ini sering kami dengar lontaran kata makian kepada pengunjung tidak membeli dagangan jenis roti nasi jipang, dikarenakan anak-anak sehingga tak pala menggubrisnya,” ujar Caesar panggilan Ketua DPD APPSINDO Karo.

Pedagang asongan anak acapkali ditemukan di sejumlah titik, baik di jalanan, warung dan kafe-kafe Kabanjahe. Bahkan, keberadaan mereka semakin marak ditemui saat bulan Ramadhan.

Sebab masih penuturan Caesar, ia mengaku khawatir terkait keselamatan para anak-anak yang sengaja disuruh berjuang dagang asongan dengan upah minimum kecil, berkisar 20 ribuan apabila habis terjual.

Caesar menyebut ada indikasi bahwa mereka (anak-anak) disuruh oleh semacam jaringan dari Kota Medan. Ada yang mengkoordinir, anak diturunkan di seputaran jalan Pasar Berastagi dan Kabanjahe, lalu sorenya titik kumpul disuatu tempat untuk dijemput.

Oleh karena itu, Ketua DPD APPSINDO meminta kepada Satpol-PP Kabupaten Karo supaya melakukan penertiban terhadap anak-anak pedagang asongan yang berasal dari Kota Medan, dan berkeliaran di Pusat Pasar Kabanjahe dan Berastagi.

Terpisah, Kasat Pol PP Kabupaten Karo Gelora Fajar Purba beberapa kali dihampiri di kantornya tidak dapat ditemui. Namun ketika wartawan menghubunginya melalui pesan Whatsaap, beliau berjanji akan memonitor hal ini.

“Cuba kari monitor kami ku lapangen ya. Tapi kordinasiken ka ras UPT Pasar glah banci tertibkenna bas lokasi pasar. (Cuba nanti kami monitor dulu ke lapangan, kordinasikan juga dengan UPT Pasar biar bisa ditertibkan lokasi pasar),” balas Kasat Pol PP, Rabu (27/3/2024) pukul 12.07 Wib. (John Ginting)

BERITA TERKINI

BERITA TERPOPULER