MOROWALI, TOPKOTA.co – Sebagai bentuk keprihatinan dan dukungan moral bagi para korban kecelakaan kerja di PT ITSS (Indonesia Tsingshan Stainless Steel), lima serikat pekerja yang tergabung dalam poros buruh menggelar tausiyah dan doa bersama, di pelataran Kantor PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kamis (28/12/2023).
Kelima serikat yang menjadi pioneer dalam kegiatan itu, diantaranya Serikat Pekerja Indonesia Sejahtera (SPIS), Serikat Pekerja Sulawesi Mining Invesment Pabrik (SP-SMIP), Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), Federasi Serikat Pekerja Nasional Indonesia (FSPNI), Federasi Pertambangan dan Energi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (FPE-KSBSI).
Kegiatan yang mendapat dukungan penuh dari PT IMIP itu, dihadiri sekitar 300 orang lebih yang didominasi oleh para karyawan di Kawasan Industri IMIP. Turut hadir pula pihak manajemen PT IMIP, perwakilan Tenant, Pemerintah Kecamatan Bahodopi, TNI/Polri, serta sejumlah tokoh lintas agama yang ada di Morowali.
Meski di tengah guyuran hujan deras, kegiatan itu tetap berlangsung khidmat dan lancar. Para peserta menyalakan lilin yang dibagikan oleh panitia dan sejumlah anggota serikat buruh. Acara diawali penyampaian pesan dukacita oleh Katsaing, Ketua Serikat Pekerja Indonesia Sejahtera (SPIS).
Katsaing mengungkapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah kecelakaan kerja yang terjadi pada Minggu (24/12/2023) lalu. “Insiden ini merupakan sebuah pelajaran dan pengalaman hidup yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan,” kata Katsaing.
Di tempat yang sama, Rahman salah satu anggota FPE-KSBSI mengatakan turut berduka atas jatuhnya korban dari kecelakaan kerja di PT ITSS. Dia berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran dan pendewasaan bagi para buruh dan perusahaan agar dapat menjalankan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang lebih baik dan tegas.
Habib Alwi bin Muhammad Al Athos yang didapuk untuk memberikan tausiyah dalam acara itu, mengirimkan doa agar korban meninggal diberikan tempat istirahat terbaik.
Habib Alwi meyakini bahwa korban yang meninggal dunia telah amat berbahagia abadi karena meninggal dalam kondisi bekerja saat menafkahi diri dan keluarga. “Insyaallah, semua yang meninggal ini syahid atau fi sabilillah. Mereka meninggal di jalan Allah, saat mencari nafkah dan mengalami musibah,” ucap Habib Alwi.
Sementara, Pemuka Agama Kristen Pendeta Zetliati Tiranda yang juga mendapat tugas yang sama, mengingatkan agar musibah ini dijadikan kesempatan untuk menimba kekuatan dan penghiburan dari Tuhan. Pendeta Zetliati juga mendoakan agar para korban yang sedang dirawat dapat segera pulih dan dapat beraktivitas kembali. (Rpdm)