MEDAN, TOPKOTA.co – Tokoh masyarakat Belawan H Irfan Hamidi mengaku prihatin terkait maraknya aksi tawuran di Kecamatan Medan Belawan akhir-akhir ini. Tak hanya tawuran, penyalahgunaan Narkoba pun semakin marak meskipun Polres Pelabuhan Belawan pro aktif memberantas peredaran Narkoba.
“Saya prihatin terhadap kondisi keamanan di sejumlah titik rawan tawuran di Belawan.
Saya mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, pemuda, dan pihak keamanan, untuk bersinergi menjaga kampung halaman. Belawan ini rumah kita bersama. Jangan biarkan generasi muda kita rusak oleh Narkoba dan kekerasan. Kita harus rangkul mereka, beri ruang untuk berkembang lewat kegiatan positif,” ujar H Irfan Hamidi, Rabu (16/7).
H Irfan juga mendukung penuh langkah pihak Kepolisian dalam penanganan aksi tawuran dan berharap pendekatan yang dilakukan tidak hanya bersifat represif, tetapi juga solutif — dengan melibatkan pendekatan persuasif, edukatif, dan program pemberdayaan masyarakat.
“Menciptakan kamtibmas yang aman dan terkendali tidak hanya tugas Kepolisian namun warga masyarakat, seluruh elemen masyarakat harus membantu juga harus peduli dan membantu menciptakan keamanan dan kenyamanan di lingkungan masing-masing,” sebut H Irfan.
Dijelaskan H Irfan, aksi tawuran di Belawan semakin brutal saja dan telah menelan korban jiwa dan harta benda. Banyak tokoh masyarakat hanya diam seribu bahasa melihat tawuran tersebut.
“Lihat saja tawuran kembali pecah di kawasan Belawan, tepatnya di depan Sekolah Methodis, pada malam hari tadi. Insiden ini bukan yang pertama, namun menjadi potret kelam yang terus berulang di Kecamatan Medan Belawan,” sesal H Irfan.
Ironisnya, tambah H Irfan, aksi tawuran dan penggunaan senjata tajam oleh para pelaku tawuran.
“Kita melihat sendiri, betapa bebasnya para pelaku menenteng senjata tajam seakan hukum sudah tidak berlaku lagi di negeri ini,” ujar H. Irfan.
Ia menyoroti penggunaan petasan atau mercon oleh para pelaku sebagai tanda atau sandi untuk memulai penyerangan. Jumlah dan kekuatan ledakan dari petasan tersebut pun kian hari kian menakutkan. “Sudah bertahun-tahun ini terjadi, dan ironisnya, Belawan yang disebut sebagai pintu gerbang perekonomian Sumatera justru menjadi medan konflik yang tidak kunjung selesai.”
Padahal, lanjut H. Irfan, Belawan memiliki institusi lengkap, ditambah keberadaan berbagai perusahaan besar. Namun harapan terhadap keamanan dan kenyamanan masyarakat seperti lumpuh.
“Hari ini kita seperti kehilangan harapan. Haruskah kita terus diam seribu bahasa, hanya sebatas mengomentari lewat grup WhatsApp, atau sekadar membaca dan membiarkan cerita ini terus berulang?” tanya H Irfan
Tokoh masyarakat Medan Utara ini menyerukan agar warga Belawan, khususnya tokoh-tokoh masyarakat, pemuda, dan para pemangku kepentingan, bersatu dan menyuarakan penderitaan masyarakat akibat aksi tawuran ini dalam forum yang terbuka.
“Mari kita bangkit. Jangan hanya bersuara di balik layar. Kita harus mulai menyuarakan penderitaan dan ketidaknyamanan warga secara terbuka. Saatnya kita bertindak, bukan hanya membaca,” tutupnya penuh harap. (Ayu)