IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Tingkatkan Sense Of Belongin Pada Anak, Mahasiswa Praktikum Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU Dampingi Melalui Game Therapy

Earby Trysius Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

TOPKOTA.co – Kegiatan Praktikum 2 yang dilaksanakan di Panti Asuhan Kasihani Anak Indonesia, yang berlokasi di Jalan  Sembada No.236, Padang Bulan Selayang II Kec. Medan Selayang Kota Medan Sumatera Utara, dengan mahasiswi praktikan yaitu Earby Trysius L Sembiring dengan NIM:180902083, dan supervisor sekolah yaitu Bapak Fajar Utama Ritonga S.Sos, M.Kesos. Kegiatan PKL 2 ini berlangsung kurang lebih selama 4 bulan, yang dimulai dari tanggal 12 bulan September 2021 sampai tanggal 10 Desember 2021.

Awal pertemuan PKL 2 dibuka dengan pertemuan Earby dan rekannya bersama penjaga panti asuhan untuk meminta izin melakukan kegiatan praktikum 2 di Panti Asuhan Kasihani Anak Indonesia. Selain itu dan rekannya juga berdiskusi mengenai kegiatan yang biasa dilakukan oleh anak anak di panti asuhan.

Di pertengahan bulan September, Earby  dan rekannya memulai kegiatan PKL 2, kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mendekatkan diri dengan para anak anak panti melalui memberi bantuan belajar, mengerjakan tugas, pemberian materi mengenai bahasa inggris, matematikan. Tidak hanya melakukan kegiatan belajar mengajar, Earby dan rekannya juga mengajak anak anak panti asuhan bermain permainan yang sekaligus menjadi alternative pembelajaran.

Selama proses PKL ditemui bahwasannya anak anak di panti asuhan perlu meningkatkan kesadaran diri mereka terhadap sense of belonging yang dimana itu merupakan perasaan bahwasannya dirinya di hargai dan diterima seutuhnya sesuai dengan yang dilaksanakan oleh panti asuhan mengingat anak yang bertempat tinggal di panti memiliki kondisi keluarga yang kurang memadai.

Dibulan Oktober tepatnya tanggal 20 Oktober 2021, Earby mulai merencakan mini project yang akan dilaksanakannya. Dengan didasari oleh kenyataan bahwa anak anak panti asuhan yang masih belum terlalu sadar akan pentingnya rasa penerimaan, dihargai dna menghargai oleh karena ini praktikan ingin menimbulkan nilai tersebut melalui pendekatan dengan cara bermain.

Earby merancang kegiatan sederhana yang sekaligus dapat secara perlahan mengajarkan anak nilai nilai penerimaan, dihargai dan menghargai. Oleh karena itu dengan bermodalkan beberapa permainan diharapkan dapat menjadi jembatan untuk anak anak dapat menumbuhkan nilai nilai penerimaan, dihargai dan menghargai dalam diri mereka. Metode yang dilakukan erby dalam membantu anak anak adalah dengan menggunakan metode groupwork.

Metode groupwork yang digunakan earby adalah metode groupwork secara umum, dengan berfokuskan pada 5 point tahapan Groupwork yaitu Tahap Assesment, Tahap Planning,  Tahap Intervensi, Tahap Evaluasi dan Tahap Terminasi.

Penjabaran tahap Groupwork yang telah dijalankan earby selama kurang lebih satu bulan adalah sebagai berikut :

  1. Tahap Assessment
  • Menjalin relasi awal dengan klien dengan menerapkan teknik diskusi kelompok dengan 5 anak yang telah dipilih
    • Pertemuan kedua dengan klien earby menggunakan metode focus group discussion dengan membuat kelompok diskusi dengan anak anak membahas dan terutama mengenalkan gambaran mengenai sense of belonging itu seperti apa. Dengan menggunakan tools methodology for participatory assessment (MAP) ditemukan beberapa permasalahan dibalik sifat anak yang masih suka melakukan pengucilan ke temannya, memukul, yaitu karena belum memahami pentingnya sense of belonging yang harus dibangun dilingkungan panti asuhan. Hasil tersebut sejalan dengan ulasan dari Christian Aid, Islamic Relief dan UNICEF (2006), bahwa untuk meningkatkan sense of  belonging pada  anak  yatim  dan vulnerabledigunakan beberapa cara  yaitu:
      1. Memperkuat ikatan  keluarga  dan  komunitas,  yaitu  dengan  menyatukan anak dengan keluarga, adopsi, penempatan yang aman
      2. Pemberian dukungan material dan ekonomi, berupa bantuan materi seperti makanan, pakaian, kesehatan, serta pelatihan bisnis
      3. Dukungan Emosional, berupa perhatian, kasih sayang, serta kesempatan untuk pengalaman sosial dengan teman dengan jalan yang rekresional seperti bermain game
      4. Dukungan Pendidikan    berupa    pendidikan/sekolah    formal,    ekstrakurikuler,    dan pendidikan life-skill
      5. Dukungan Advokat,   berupa   perlindungan   hukum   seperti perlindungan   dari   diskriminasi   dan   hak   asasi  
  1. Tahap Planning
  • Dengan mengkaji ulang sebab akibat ditemui permasalahan inti dari belum terciptanya sense of belonging antara anak panti adalah belum terlalu terbentuk hubungan emosional antara anak.
  • Setelah melakukan pengkajian masalah, earby memberikan pengenalan dengan melakukan permainan simple untuk melihat sejuah mana hubungan antara anak anak.
  • Setelah melakukan permainan ditemukan anak masih memiliki rasa egois dan tidak bekerja sama, bahkan mengeluarkan kata kata yang kurang mengenakkan pada temannya.
  1. Tahap Intervensi

Selama tahap intervensi didapati perkembangan anak menghargai satu sama lain, dan lebih Nampak bisa bekerja sama.

  • Pemberian game pertama adalah pemberian lembar kerja matematika yang harus dikerjakan secara berkelompok. Anak dibagi menjadi kelompok yang berisikan 3-4 orang dalam 1 kelompok. Game bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan rasa sabar dan kebersamaan antara anak anak dalam mengerjakan tugas.
  • Pemberian game kedua adalah perlombaan membuat menara dari batang korek api. Anak dibagi dalam 2 kelompok dan berlomba membangun menara dari batang korek api yang dimana permainan bertujuan meningkatkan rasa kepemimpinan dan mengikuti instruksi agar berhasil membangun menara sesuai dengan aba aba yang diberikan
  • Pemberian game ketiga adalah mencari harta karun didalam tepung yang dimana harta karun yang dimaksud adalah kertas yang berisikan pertanyaan. Permainan ini bertujuan meningkatkan kerja sama anak dalam menjawab pertanyaan didalam kertas dan juga sekaligus melatih sikap menghargai satu sama lain karena diharuskan bergantian dalam mencari harta karun.
  • Pertemuan akhir tahap intervensi earby mengajak  klien bermain tissue yang serupa dengan permainan saat tahap percobaan diawal, yang membedakan adalah diikut sertakan pertanyaan pertanyaan yang harus di jawab oleh pemain.
  1. Tahap Evaluasi

Pada tahap evaluasi earby mengajak anak  anak untuk duduk dan melakukan diskusi terhadap aktivitas yang telah dilakukan selam ini. Praktikan dapat melihat hubungan antar anak yang sudah mulai membaik dan bisa saling bekerja sama dan menghargai.

  1. Tahap Terminasi

Tahap terminasi merupakan tahap dimana sudah selesainya hubungan secara formal dengan kelompok. Pada tahap ini earby mengajak seluruh anak panti untuk duduk dan membicarakan kesan dan pesan yang telah mereka dapat selama proses praktikum berlangsung.

Berdasarkan 5 tahap yang sudah dilakukan tadi, dapat dilihat bahwa sudah terlihat perkembangan yang lumayan pesat dari anak dalam memahami konsep sense of belonging. Dengan demikian panti asuhan dapat menjadi “rumah” dan “keluarga” bagi anak anak.

Di akhir praktikum, sekitar akhir November sampai awal Desember, kegiatan yang dilakukan earby diapresiasi oleh anak anak dan berterima kasih atas kehadiran earby mereka merasa sangat terbantu walaupun dalam kurun waktu yang terbilang sangat singkat tetapi dianggap dapat membantu menciptakan lingkungan yang hangat sekaligus memberikan permainan yang interaktif.

Penulis: Earby Trysius L Sembiring Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara

 

 

BERITA TERKINI

BERITA TERPOPULER