MEDAN, TOPKOTA.co – Pandemi Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda akan segera mereda. Malah ada kecenderungan mengalami kenaikkan pasca Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
Sebenarnya, langkah-langkah antisipasi sudah dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 lewat larangan mudik. Pergerakan penduduk yang massif selama mudik dikhawatirkan akan memicu lonjakan angka korban Covid-19.
Polisi sebagai salah satu unsur terdepan dalam menangani arus mudik melakukan upaya persuasif dan berbagai tindakan guna mencegah arus mudik. Para personil polisi di lapangan berjibaku memberikan pemahaman kepada mereka yang ingin pulang kampung agar jangan sampai ikut menyebarkan Covid-19.
Mengutip media, Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut) terus mengimbau kepada masyarakat untuk merayakan Idulfitri di rumah saja. Himbauan yang disampaikan lewat berbagai plafform media ini guna mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Tidak cukup, Polda Sumut menyiapkan 73 titik penyekatan lalu lintas untuk mencegah adanya masyarakat yang nekat melakukan perjalanan mudik. Para personil polisi di lapangan berjibaku untuk mencegah lonjakan angka korban Covid-19.
Jika boleh memilih, para personil yang bertugas di lapangan mecegah penyebaran Covid-19 tentu sama seperti warga lainnya. Ingin ikut merayakan lebaran, berkumpul dengan keluarga. Bagi personil polisi yang beragama Islam, momen lebaran juga jelas sangat istimewa.
Panggilan tugas dan semangat pegabdian yang membuat para petugas polisi tetap siaga di posko titik penyekatan mudik yang disiapkan Polda Sumut. Bukan tugas yang ringan, namun jika mudik lebaran tidak diantisispasi, efeknya akan sangat luar biasa.
Paling menyedihkan, sebagian kalangan warga kurang memahami tugas mulia yang diemban personil kepolisian di lapangan. Tidak sedikit yang salah paham dengan himbauan Polda Sumut agar warga tidak mudik selama lebaran.
Padahal, masalahnya terkait penyebaran Covid-19 yang rawan terjadi jika warga abai protokol kesehatan. Sesungguhnya apa yang dilakukan polisi untuk kepentingan kesehatan dan keselamatan warga.
Sejatinya kita berterima kasih karena sesungguhnya kerja polisi di lapangan yang selalu siaga membuat Covid-19 tidak merajalela. Paling tidak Sumut bisa sedikit bernafas lega, karena tidak terjadi lonjakan kasus yang menimbulkan kepanikan.
Belajar dari kasus penyebaran Covid-19 di India. Negqra berpenduduk terbesar ke dua dunia itu cukup kewalahan menghadapi laju penyebaran Covid-19 yang sangat cepat. Pemicunya berasal dari perayaan keagamaan yang membuat banyak orang berkumpul. Alhasil kegembiraan sesaat selama perayaan harus dibayar mahal dengan tingginya penyebaran Covid-19.
Sejauh ini langkah-langkah yang dilakukan Polda Sumut berjalan efektif. Meski upaya penyekatan arus mudik dan berbagai imbauan tidak sepenuhnya mampu mencegah semua orang untuk berpergian ke kampung halaman. Tapi paling tidak laju penyebaran Covid-19 di Sumut relatif masih cukup terkendali.
Semua ini tidak lepas dari kerja keras polisi, dan tentunya tanpa mengabaikan tenaga kesehatan di front terdepan menangani para korban. Terima kasih pak polisi, tetaplah kuat lawan pandemi. Hanya apresiasi sederhana yang bisa kami beri untuk kado HUT Bhayangkara tahun ini.
Penulis: Dr Ribut Priadi MIKom