ASAHAN, TOPKOTA.co – Miris melihat kondisi tanaman sawit yang terkesan dibiarkan semak dan tidak terawat oleh pihak menajemen PTPN III Afdeling Kebun Huta Padang, diduga kuat dana perawatan tersebut diselewengkan dan hanya untuk kepentingan pribadi oknum tertentu.
Pasalnya, menurut hasil pantauan awak media di lokasi areal TM 2005 blok 7B, terlihat dengan nyata areal yang hamparan luas dengan kondisi gawangan tanaman kelapa sawit ditumbuhi umbi-umbian dan anak kayu yang sangat tidak wajar.
Sehingga, dengan situasinya topografi ancak yang bergelombang dan berbukit tentu membuat pemanen PTPN III Afdeling Kebun Huta Padang sulit untuk mengeluarkan produksi. Harapan pemanen tinggal di areal rendahan untuk bisa sedikit merasa lega, namun direndahan lain lagi permasalahannya, selain rendahan adalah daerah rawa yang selalu tergenang air, daerah rawa ditumbuhi oleh gulma Lompong dan anak kayu yang membuat pemanen semakin sulit untuk mengeluarkan produksi Tandan Buah Segar (TBS).
Kondisi ini memunculkan dugaan, jika areal tersebut tidak tersentuh Dongkel Anak Kayu (DAK) nya selama hampir satu tahun lamanya.
Sejalan dengan komentar salah satu karyawan panen yang tidak ingin disebut nama dan identitasnya, saat ditemui wartawan dilokasi tersebut mengatakan, bahwa daerah blok 7B tersebut memang sudah ada sekitar 8 bulan tidak dikerjakan DAK nya.
“Sudah seperti inilah bang keadaannya semaknya, sulit untuk mengeluarkan produk ke Tempat Pengumpul Hasil (TPH), dan sudah ada 8 bulanan lah bang semak seperti ini,” ucap pemanen kepada wartawan.
Jika melihat kondisi dan keluhan pemanen dilokasi, sudah sewajarnya disahuti dan diperhatikan, mengingat keberhasilan Pemanen mengeluarkan produksi tergantung dari situasi arealnya, lantas jika arealnya semak seperti areal blok 7B afdeling II tersebut, bagaimana pemanen bisa lancar untuk mengeluarkan produksinya.
Sesuai dengan informasi yang didapat, dalam hal pemeliharaan pada tanaman kelapa sawit, PTPN III sudah mengatur tentang rincian biayanya, seperti yang tertuang dalam Instruksi Kerja (IK) dari Perusahaan tersebut, tentang perawatan rutin untuk tanaman kelapa sawit yang masih produktif, lantas muncul pertanyaan diarahkan kemana biaya Dongkel Anak Kayu tersebut???
Dengan kejadian ini, tentunya negara sudah dirugikan oleh oknum-oknum tertentu yang mengedepankan kepentingan dan keuntungan pribadinya, harapannya pihak terkait yakni Direksi PTPN III melalui petugas SPI dan jajarannya secepatnya mengambil tindakan, sehingga hal-hal memalukan seperti ini tidak terulang lagi kedepannya.
Ditempat terpisah, Asisten Afdeling II PTPN III Huta Padang saat dikonfirmasi wartawan terkait permasalahan ini melalui kontak telepon dan aplikasi WA, Kamis (3/2/2021) sekira pukul 11.15 WIB, langsung menerima, dan bertanya kepada wartawan apakah sudah bermitra atau belum?.
Dan beliau menjelaskan bahwa siap menerima kritikan dan masukan dari siapa saja, juga menerangkan bahwa sampai saat sekarang ini sudah sebanyak lebih kurang 30 media yang bekerjasama dengan pihaknya, sekaligus meminta wartawan untuk jumpa langsung sambil ngopi dan bercerita tentang permasalahan yang dihadapi pihaknya.
“Sudah bermitra?, enaknya kita jumpa dulu sambil ngopi ya bang, nanti kalau saya ada waktu saya kontak abang, nanti saya kontak pak Mandor 1 supaya menghubungi abang, karena sekarang ini masih ada kegiatan program IKBI,” tutup Asisten Afd II Kebun Huta Padang. (Dad)