SIANTAR, TOPKOTA.co – Manajemen PTPN III Kebun Unit Bangun bersama pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) dengan pengawalan TNI/Polri, melakukan pemasangan patok batas lahan HGU dan plank di Afdiling 4 yang berada di wilayah Kelurahan Bah Sorma dan Kelurahan Gurilla Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar, Senin (31/03/2022).
Pantauan Topkota.co di lokasi, pemasangan patok dan plank di lahan HGU oleh manajemen PTPN III Kebun Bangun sebagai penyelamatan asset mereka. Namun, warga penggarap yang tidak menyetujuinya telah bersiap-siap di lokasi lahan untuk melakukan perlawanan terhadap pihak kebun dan pemerintah. Karena menurut penggarap, lahan tersebut telah mereka kuasai.
Terpisah, Asisten Personalia Kebun (APK) Doni Manurung mewakili Manajemen PTPN III saat dikonfirmasi mengatakan pihak manajemen Kebun PTPN III dalam rangka kegiatan penyelamatan asset negara seluas 126 hektar, dimana asset negara yang selama ini diokupasi dikuasai, diusahai oleh warga sejak tahun 2004 tanpa alas hak di afdiling 4 dalam wilayah Kelurahan Bahsorma dan Kelurahan Gurilla Pematangsiantar.
“Maka, manejemen Kebun PTPN III datang bersama pemerintah untuk menegakan hukum dalam penyelamatan aset PTPN III, dan PTPN III akan mengambil kembali assetnya karena perpanjangan HGU Tahun 2005 sampai dengan Desember 2029 akan datang,” ujarnya.
Menurutnya, manajemen Kebun PTPN III sudah menawarkan sugu hati atau ganti rugi terhadap bangunannya, dan sudah ada 17 orang yang sukarela meninggalkan asset PTPN III, karena mereka sadar itu bukan haknya.
“Ada juga gereja sudah diberi sugu hati terhadap bangunannya sebesar Rp. 380 jutaan, karena dilihat dari nilai sosialnya,” ujarnya.
Dalam rangka penyelamatan asset ini melibatkan tim pengamanan gabungan TNI-Polri. Sedangkan personil yang diturunkan terdiri dari 100 personil Polri, Kodim 0207/Sml 50 orang, Denpom I/I Pematangsiantar 15 orang dan Kowad Rem 022/PT 5 orang.
Sekitar pukul 14.00 Wib, akhirnya pihak kebun PTPN III malakukan penggalian lubang untuk mendirikan plank dengan dikawal oleh tim gabungan TNI, Polri. Namun mendapat perlawanan dari kaum ibu-ibu, bahkan plank yang mau didirikan direbut oleh warga penggarap dengan memijak mijak dan menidurinya. Sampai berita ini dikirim ke redaksi, TNI dan Polri masih berjaga-jaga di lokasi. (JN)