IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

RABU, 20 NOVEMBER 2024

Jumat, 22 November 2024

Sekdakab Karo Ajak Warga Budidaya Tanaman Salak

Sekda Kabupaten Karo Kamperas Terkelin Purba bersama Kepala Kesbangpol Linmas Tetap Ginting ketika di perladangan Salak.

TANAH KARO, TOPKOTA.co – Kabupaten Karo tengah dihadapkan dua bencana, yakni dampak abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung dan pandemi Covid 19. Tak pelak, hal itu mengakibatkan dampak sosial dan perekonomian masyarakat Tanah Karo terkhusus petani Desa Kutambaru Kecamatan Tiganderket.

Mereka memilih beralih ke budidaya tanaman Salak yang mampu bertahan di tengah dua bencana yang sedang menerpa. “Dampak dari erupsi Gunung Api Sinabung yang awalnya menghancurkan harapan para petani, terkhusus di Desa Kutambaru. Tapi untuk saat ini tidak lagi, pasalnya dari budidaya salak ini, petani dapat bangkit dari keterpurukan ekonomi dari dua bencana yang terjadi saat ini,” ujar Sekdakab Karo Terkelin Kamperas Purba kepada wartawan, Selasa (6/10)

Lanjutnya, sejak tahun 2016, salah satu petani Desa Kutambaru yaitu Kamperas Terkelin Purba memilih untuk melakukan budidaya tanaman salak. Dia memilih melakukan budidaya salak ini karena salah satu tanaman yang mampu bertahan di tengah erupsi Gunung Api Sinabung, yang dampak erupsi hanya berdampak pada keberhasilan hasil buah dan tidak menggangu hasil buah sama sekali.

Dan di masa pendemi Covid 19 saat ini, tanaman salak juga mampu bertahan dengan harga relatif stabil diangka Rp9.000 sampai Rp10.000/kg.

Terkelin Kamperas Purba merupakan petani asal Desa Kutambaru ini melakukan budidaya tanaman salak di areal perladangannya dengan luas tanah 7.000 meter persegi yang berada di kaki Gunung Api Sinabung Tanah Karo. Selain itu, petani ini juga menanamkan berbagi jenis salak, mulai dari salak madu, salak super dan salak Bali. (John Ginting)