MEDAN, TOPKOTA.co — Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas membantah isu disharmonisasi hubungannya dengan Wakil Wali Kota Zakiyuddin Harahap yang belakangan mencuat ke publik. Isu tersebut disebut-sebut dipicu oleh keberadaan pihak ketiga dari kalangan internal birokrasi Pemko Medan.
Rico menegaskan, komunikasinya dengan Zakiyuddin Harahap tetap berjalan baik dan intens sampai saat ini.
“Saya tetap membangun komunikasi dengan wakil wali kota. Bahkan setiap kebijakan-kebijakan yang akan diputuskan, kami tetap obrolkan. Permasalahan atau solusi, semuanya sama. Tidak ada masalah sama sekali. Tadi barusan teleponan,” ujarnya menjawab wartawan usai menghadiri rapat paripurna DPRD Medan, Senin (29/12/2025).
Ketika disinggung soal belum terisinya sejumlah jabatan strategis eselon II, III, dan IV di lingkungan Pemko Medan—yang diduga kuat akibat campur tangan Sekretaris Daerah (Sekda) Medan, Wiriya Alrahman—Rico memilih merespons secara normatif dan cenderung diplomatis. Ia tidak secara tegas menepis ataupun mengonfirmasi dugaan adanya intervensi dalam proses penempatan pejabat. Rico hanya menekankan pentingnya soliditas internal demi kelangsungan pembangunan kota.
“Intinya bagaimana kita harus kuat. Antara wali kota dan wakil wali kota ini harus kompak, untuk hal-hal yang sifatnya menguatkan pembangunan di Kota Medan. Fungsi kami memang seperti itu,” katanya.
Rico Waas kembali menegaskan hubungan personal dan kerjasama dengan wakil wali kota berjalan harmonis. “Komunikasinya baik. Mesra,” ucapnya sembari tersenyum lebar.
Meski demikian, jawaban normatif tersebut dinilai belum menjawab kegelisahan publik terkait stagnasi pengisian jabatan struktural dan dugaan kuat adanya tarik-menarik kepentingan di internal birokrasi Pemko Medan. Situasi ini memunculkan tanda tanya besar: apakah soliditas pimpinan daerah benar-benar sejalan dengan praktik birokrasi di bawahnya.
Mengenai isu yang menerpa bahwa Wiriya disebut menjadi ‘biang kerok’ disharmonisasi antara Rico-Zaki, sebelumnya diakui Ketua Sopo ATRestorasi Kota Medan, Osriel Limbong. Menurut dia banyak sekali sumber di internal Pemko Medan, partai politik hingga elemen masyarakat yang menyampaikan hal itu kepadanya. Topik dimaksud menurut dia sudah menjadi buah bibir masyarakat belakangan ini.
Karenanya ia menegaskan bahwa mandat politik hasil Pilkada Medan melekat pada pasangan Rico-Zaki. Menurutnya, tidak boleh ada pihak birokrasi yang mengambil alih ruang relasi maupun peran strategis wakil wali kota.
“Yang dipilih rakyat itu pasangan wali kota dan wakil wali kota. Bukan wali kota dan sekda. Jadi jangan sampai ada kesan sekda justru menggantikan atau mengerdilkan peran wakil wali kota,” tegas Osriel kepada wartawan, Rabu, 24 Desember 2025.
Oariel pun mengamini sorotan ini mencuat tajam menyusul informasi mengenai mulai terpisahnya sejumlah agenda bersama antara Rico-Zaki. Dalam beberapa kesempatan, Sekda Wiriya Alrahman disebut lebih sering mendampingi wali kota, sementara peran wakil wali kota dinilai kian jarang terlihat.
Kondisi tersebut memunculkan spekulasi adanya upaya sistematis untuk menciptakan jarak politik dan psikologis antara Rico dan Zaki. Jika dibiarkan, situasi ini dinilai berpotensi mengganggu efektivitas pemerintahan dan stabilitas birokrasi Pemko Medan.
“Sekda itu pembantu kepala daerah, bukan aktor politik utama. Kalau sampai ikut mengatur relasi wali kota dan wakilnya, itu sudah keluar dari koridor kewenangan,” ujar Osriel.
Wiriya Alrahman masih menutup akses hak jawab yang diberikan wartawan atas tudingan terhadapnya. Pesan konfirmasi yang dilayangkan ke nomor WhatsApp-nya, hanya sekadar dibacanya saja. (Ayu)









