TANAH KARO, TOPKOTA.co – Dua orang diduga otak pelaku penganiayaan terhadap satu keluarga pengunjung ke objek wisata Danau Lau Kawar berhasil ditangkap Polsek Simpang Empat Polres Tanah Karo, Sabtu (15/5) sekira pukul 23.30 WIB.
Kedua orang diduga otak pelaku pengeroyokan dan penganiayaan yang diketahui bernama NS dan GAS ini dibekuk di kediamannya di Jalan Samura Kabanjahe. Sedangkan sejumlah pelaku lainnya yang ikut melakukan penganiayaan, masih terus diburu polisi hingga dapat.
Kapolres Tanah Karo AKBP Yus Tinus melalui Kapolsek Simpang Empat AKP Ridwan Harahap, Minggu (16/5), membenarkan pihaknya telah menangkap dua orang yang diduga otak pelaku penganiayaan terhadap satu keluarga pengunjung yang ingin menuju Danau Lau Kawar pada Kamis 13 Mei 2021 kemarin.
“Ya, sudah dua otak pelakunya ditangkap. Saat ini, kedua pelaku sudah berada di Mapolsek Simpang Empat untuk dilakukan pengembangan dan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka,” katanya melalui pesan WhatApps.
Sementara itu sambung Kapolsek, sejumlah pelaku lainnya yang ikut melakukan penganiayaan masih terus diburu sampai dapat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ade Chandra (44) warga Jalan Mesjid Kelurahan TL Mulgap Berastagi bersama keluarga mertuanya bermaksud hendak berswafoto lebaran di pinggiran Danau Lau Kawar.
Tepat di pos pintu masuk Danau Lau Kawar, kendaraan mereka dihentikan oleh beberapa pemuda, diantaranya Nefra Sitepu anak seorang oknum Kepala Desa Sukanalu Kecamatan Naman Teran. Mereka pun diminta membayar uang masuk sebesar Rp35.000. Namun, permintaan tersebut tak langsung diamini Ade Chandra dengan menanyakan karcis masuk.
Lantaran tak menunjukkan karcis bukti retribusi ke pihak pemerintah, salah seorang keluarga Ade Chandra nyeletuk dengan menyebut pungli. Hal itu lantas membuat emosi Nefra Sitepu dan kawan-kawan.
“Kalau tidak mau bayar ya sudah putar balik aja, karena siapun yang mau masuk ke kawasan Danau Lau Kawar harus bayar uang sama kami,” senggak Nefra.
“Kalau gitu kalian ini pungli,” kata keluarga korban lagi.
Dan tejadilah adu argumen hingga mengundang kehadiran belasan pemuda yang membawa berbagai senjata tajam berupa pacul, kayu, besi, bambu ke arah 2 mobil keluarga Ade Chandra.
Dalam kondisi bersitegang, para pemuda memaksa sopir keluar dan melakukan penganiayaan. Hal tersebut membuat keluarga lainnya di dalam mobil turun, termasuk mertua korban.
Maksud hati hendak melerai, namun mertua korban yang berusia 63 tahun malah turut jadi korban. Bahkan, berulang kali mertua korban menyampaikan kata maaf ke para pemuda. Tapi tak digubris. Puluhan pemuda malah makin beringas.
Aksi para pelaku sempat direkam istri Ade Chandra. Tapi malang, para pelaku sepertinya menyadari dan merampas hp milik istri Ade Chandra.
Para pelaku pun meminta seluruh penumpang keluar dari dalam mobil. Namun, beruntung pintu berhasil dikunci untuk mengamankan anak-anak.
Tapi para pelaku memaksa membuka pintu mobil. “Sudah bakar saja mobilnya,” teriak para pelaku yang salah satunya diketahui anak seorang kepala desa, membuat wanita dan anak-anak di dalamnya ketakutan.
Tak mau makin konyol, salah satu keluarga berusaha menelpon petugas polisi untuk meminta bantuan. “Jika kalian tidak melepaskan kami maka kita tunggu sama-sama disini, sebentar lagi polisi datang, mereka (polisi) sudah dijalan,” teriak salah seorang wanita dari dalam mobil.
Mendengar hal tersebut para pelaku mulai tersadar jika mereka telah melakukan tindak pidana. Tak lama setelah itu, para korban baru dilepaskan.
Pihak keluarga langsung menuju Polsek Simpang Empat untuk membuat Laporan Polisi beserta pengambilan visum ET revertum ke Puskesmas Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo. (Ayu)