TOPKOTA.co – Paula Indah Anakampun dengan NIM 180902042, seorang mahasiswi Universitas Sumatera Utara (USU) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial telah melaksanakan PKL II di Yayasan SOS Children’s Village Medan Jl. Seroja Raya No.150, Tj. Selamat, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara 20134. Paula dibimbing oleh supervisor sekolah Wirdah Amalia,S.Sos, M.Kesos dan dosen pembimbing mata kuliah Fajar Utama Ritonga, S.Sos. M.Kesos. Praktikum ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan dimulai pada tanggal 06 September 2021 dan berakhir 06 Desember 2021. Praktikum yang dilakukan oleh Paula berlangsung 3 kali dalam seminggu yaitu Selasa, Rabu dan Kamis. Selama praktikum berlangsung dibimbing oleh supervisor lapangan yaitu Beslita Simanjuntak sebagai Educator FSP Yayasan SOS Children’s Village Medan.
Yayasan SOS Children’s Village merupakan salah satu lembaga non pemerintah yang memiliki fokus pada anak dan aktif dalam mendukung hak-hak anak dengan pola pengasuhan jangka panjang serta berbasis keluarga. Salah satu pogram yang ada dalam yayasan adalah FSP (family strengthtening program) yang berfokus pada penguatan keluarga. Program ini dilaksanakan dengan tujuan mendampingi keluarga yang rentan ditelantarkan dan beresiko kehilangan pengasuhan keluarga dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga yang menyayangi mereka.
Selama masa praktikum banyak kegiatan yang dilakukan Paula yaitu dimulai dari mendapatkan pembekalan materi dari manajer FSP sebelum turun ke salah satu komunitas SOS Children’s Village Medan yaitu kwala Bekala. Komunitas Kwala Bekala merupakan lokasi utama Paula melaksanakan kegiatan PKL diantaranya pemberian materi tentang pentingnya Pendidikan seksual terhadap anak kepada ibu-ibu, kegiatan homevisit dengan tujuan melihat perkembangan keluarga binaan SOS Children’s Village Medan, melakukan assessment keperluan dari yayasan terhadap remaja dengan menggunakan metode RODA KAS (Knowledge, Attitude dan Skill) dan kegiatan di lingkup anak-anak. Di desa binaan Kwala Bekala mayoritas masyarakatnya bekerja di sektor informal seperti, berdagang, pekerja lepas, supir, buruh, mulung, dan lainnya. Pekerjaan di sektor informal ini membuat para orangtua kewalahan dalam mengatur waktu untuk mengasuh anaknya karena waktu yang digunakan dalam bekerja mulai pagi hingga sore hari. Ditambah lagi pada saat ini sekolah masih menerapkan sistem pembelajaran daring. Pada anak yang masih kelas 1 sampai 3 sangat membutuhkan pengawasan dalam belajar. Ketika masih tahap pembelajaran daring anak kelas 1-3 harus dibimbing dengan sabar karena ini awal dari anak tersebut menumbuhkan kemauan belajarnya.
Melihat hal ini Paula membuat intervensi sosial berupa mini project untuk membantu anak dari kelas 1-3 kembali menumbuhkan kemauan belajarnya. Sebelum mengerjakan mini project Paula melaksanakan kegiatan membuat poster sebagai salah satu tugas dari mata kuliah. Paula membuat poster dengan tema stop kekerasan pada anak. Dalam melakukan mini project Paula menggunakan metode groupwork oleh Zatrow secara general, dimana tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
- Intake dan Contract : adalah tahapan kontrak antara klien dan pekerja yang biasanya berisi perkenalan. Pada tahapan ini Paula melakukan perkenalan dengan anak-anak di desa binaan Kwala Bekala yang berasal dari gang anggrek, gang sabar, dan gang persatuan. Di samping melakukan perkenalan Paula juga melakukan adaptasi terhadap aturan yang ada dari Yayasan SOS Children’s Village Medan.
- Assessment : adalah tahap dimana praktikan melakukan proses pengidentifikasian masalah yang dialami klien serta sumber daya yang dimiliki klien. Pada tahapan ini Paula mulai melakukan assessment menggunakan metode pendekatan direktif, dimana Paula sebagai pelaku perubahan sudah mengetahui apa yang dibutuhkan oleh klien. Pengenalan akan masalah klien dilakukan dengan berdiskusi dengan anak-ank kelas 1-3 yang punya masalah sama yakni kesulitan menemukan kemauan belajarnya. Orangtua dari anak-anak tersebut tidak bisa mengawasi 24 jam karena harus bekerja. Selama orangtua mereka bekerja anak-anak biasanya lupa akan belajar dan memilih bermain sepanjang hari. Paula juga mencari informasi lewat orangtua klien. Dari hasil assessment yang sudah dilakukan Paula menemukan masalah yang dihadapi oleh anak-anak adalah
- Tidak paham calistung secara mendalam
- Tidak mendapatkan pengetahuan secara maksimal
- Kondisi belajar daring membuat minat belajar anak siswa turun
- Lebih memilih bermain daripada belajar
- Planning / perencanaan : adalah tahapan dimana hasil dari assessment ditindaklanjuti sehingga tercipta intervensi yang tepat. Dari ditemukannya permasalahan yang sama dan dimiliki oleh anak-ank kelas 1,2,3 SD dari komunitas desa binaan Kwala Bekala mendorong Paula untuk melakukan perencanaan untuk mengurangi kendala yang dialami anak-anak tersebut. Tahapan planning dilakukan menggunakan teori sinoptik yakni memakai objek yang direncanakan dan dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dengan satu tujuan untuk mencapai misi yang diinginkan. Perenccanaan yang disiapkan Paula adalah
- Memberikan pemahaman calistung di setiap pertemuan
- Membuat kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan
- Memberikan cara cepat dalam memahami pelajaran
- Memberikan kata-kata motivasi yang bertujuan menyemangati anak-anak dalam meningkatkan kemauan belajarnya.
- Intervensi : adalah tahapan dimana perencanaan yang disiapkan praktikan akan direalisasikan secara bertahap. Dalam mewujudkan tujuan dari mini project yakni meningkatkan kemauan belajar, Paula melaksanakan perencanaan bertahap di tiap minggunya. Beberapa pertemuan membahasa calistung disertai tugas agar memberikan Latihan kepada anak-anak. Beberapa pertemuan melaksanakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yaitu melatih kemampuan otak dalam menghapal kata-kata Bahasa inggris dengan alat bantu kartu pengertahuan. Pertemuan selanjutnya anak-anak belajar mengingat pengetahua kewarganegaraan yaitu mengahapal Pancasila. Di lain pertemuan anak-anak diberikan kegiatan nonton bersama tentang pentingnya perhatian orangtua terhadap anaknya dan di akhir pertemuan anak-anak diberikan kegiatan berkarya membuat burung, pesawat, kucing ,dll menggunakan kertas origami. Di sela-sela pertemuan Paula kerap memberikan kata-kata motivasi, sesuai dengan teori motivasi oleh MC Clelland yaitu konsep penting dalam sebuah motivasi terletak pada kekuatan yang ada pada diri manusia. Dalam hal ini Paula memberikan motivasi agar anak-anak berani memimpikan cita-cita yang hebat karena yang akan bertanggungjawab terhadap masa depan adalah diri sendiri. namun tetap tidak melupakan bahwa untuk dapat membuat mimpi jadi kenyataan harus dibarengi usaha seperti halnya belajar yang rajin.
- Evaluasi : tahapan dimana praktikan melakukan pemantauan terhadap apa yang telah diintervensinya terhadap klien. Dalam mini project Paula tentang meningkatkan kemauan belajra anak SD kelas 1,2, dan 3, Paula menemukan bahwa anak-anak harus diawasi secara rutin agar tetap mau belajar. Diberikan pujian dan lebih semangat lagi jika diberikan hadiah Ketika berhasil melakukan sesuatu hal berguna.
- Terminasi : dalam tahapan ini praktikan memutuskan hubungan dengan klien dan membiarkan klien mengeksplor dirinya tanpa adanya baantuan dari Praktikan. Setelah segala proses mini project selesai Paula mengakhiri kontrak dan pertemuan dengan anak-anak komunitas kwala bekala terkhusus kelas 1,2 dan 3. Di akhir pertemuan ini Paula memebrikan semangat untuk anak-anak desa binaan Kwala Bekala agar memacu Kembali kemauan belajarnya hingga saatnya mereka sukses nanti.
Selama kurang lebih 3 bulan Paula praktikum di Yayasan SOS Children’s Village Medan, banyak pengalaman yang didapati Paula. Paula juga merasa bersyukur dapat merasakan kekeluargaan yang hangat disana. Banyak kenangan baik yang menjadi penyemangat Paula agar semakin bergiat belajar dan pada akhirnya mampu membantu orang yang membutuhkan. Paula juga sangat berterimakasih kepada para educator di Yayasan SOS Children’s Village Medan karena dengan ikhlas membimbing menjalankan kegiatan praktikum. Paula berharap agar kelak Yayasan ini semakin bergerak membantu yang benar-benar butuh bantuan. Terlebih anak-anak yang dibina agar tetap semangat dan terus belajar hingga dewasa, semoga sejahtera dan sukses dapat dicapai anak-anak di Yayasan SOS Children’s Village Medan.
Penulis: Paula Indah Anakampun, Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik