BATUBARA, TOPKOTA.co – Pasangan suami istri (pasutri) pak Saring (69) dan buk Kunting (66) warga Dusun III Desa Mangkai Lama Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batubara terperanjat (Red – Tak menduga) dan merasa terharu saat menerima bantuan sembako dan masker yang langsung diantar Tim Wartawan Sayap Kiri Batubara ke kediamannya, Sabtu sore (18/4).
“Ya Allah, terharunya aku, sampean mau datang ke rumah aku yang jelek ini,” kata buk Kunting didampingi suaminya saat lagi membuat sapu lidi sebagai mata pencahariannya.
Buk Kunting, sapaan hari-harinya menuturkan, bahwa kehidupannya saat ini semangkin terpuruk, ditambah lagi takut bepergian karena saai ini dihantui oleh Virus Corona. “Ini lah pak kerja kami sekarang, abang mu ini biasanya cari ubi untuk dibuat tape ubi, tapi sekarang cari ubi pun payah”, sebut buk Kunting.
Saat ditanya berapa penghasilannya meraut daun kelapa sawit untuk dibuat lidi per harinya, buk Kunting dengan kepolosannya mengatakan saat ini harga lidi sudah turun. “Sekarang lidi murah pak, cuma Rp 1800 per Kgnya, seminggu kami bisa dapat 25 kg, kadang 30 kg, gak tentu lah pak, yang penting kami bisa makan,” kata buk Kunting yang terlihat sedikit berkeringat di keningnya.
Setelah menerima bantuan tersebut, Buk Kunting dengan wajah harunya menyampaikan terimakasih dan mendoakan kebaikan kepada seluruh pengurus Tim Wartawan Sayap Kiri yang punya kepedulian terhadap warga kurang mampu
Sementara buk Rakiyem (54) warga Dusun VI Desa Mangkai Baru yang sehari – harinya sebagai buruh cuci setelah menerima bantuan sembako dari Wartawan menyampaikan rasa terimakasihnya, karena akibat dari wabah Covid-19 ini sangat berdampak pada perekonomian dirinya.
Ia pun kagum dengan aktifitas bagi-bagi sembako dari Wartawan yang langsung mendatangi dari rumah-ke rumah warga. “Di tengah Wabah Corona ini kita disuruh di rumah saja, sementara mereka mau turun ke lapangan untuk bagi-bagi sembako untuk orang-orang seperti saya,” kata Rakiyem.
Rakiyem berharap, wabah Corona tersebut segera hilang, dan ada pihak-pihak lain yang juga mau melakukan hal yang sama, yaitu membantu warga miskin lainnya.
Ketua Tim penggerak Wartawan Zainuddin yang akrab dipanggil pak Jen menuturkan, hal yang selalu ia ingat dan mengesankan ialah saat bertemu dan mendatangi rumah – rumah warga. “Hilang rasanya capek ini, karena bisa berbagi kepada mereka – mereka yang membutuhkannyan,” ujar pak Jen dengan kumis tebalnya. (Solong)