TANAH KARO, TOPKOTA.co – Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Karo mengimbau PT Maharkata agar tidak mengeluarkan ataupun menjual ternak babi milik mereka untuk sementara waktu.
Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Karo Metehsa Purba pasca ditemukannya 8000 ternak babi milik PT Maharkata yang mati diduga terjangkit virus ASF, Selasa (19/12/2023).
“Menyimpulkan hasil penelitian kematian ribuan hewan babi milik PT Maharkata Fram Sukses yang berada di Desa Partibi Lama Kecamatan Merek Kabupaten Karo, supaya tidak mengeluarkan hewan ternak dan menjual ternak babi tersebut di pasaran,” kata Matehsa.
Beliau juga mengatakan saat ini pihaknya masih menindaklanjuti hasil investigasi terkait temuan ribuan ternak babi yang mati tersebut. “Berdasarkan gejala klinis dapat disimpulkan, bahwa kematian ternak babi ini mengarah ke penyakit African Swine Fever (ASF),” terangnya.
“Berdasarkan hal tersebut, kami menghimbau agar perusahaan PT Maharkata Fram Sukses tidak menjual atau mengeluarkan lemak babi untuk mencegah penyebaran wabah African Swine Fever (ASF) di wilayah Kabupaten Karo khususnya,” tegas Metehsa Purba.
Sebelumnya, sebanyak 8000-an ekor ternak babi milik perusahaan PT Maharkata yang berada di Desa Partibi Lama Kecamatan Merek ini mati mendadak.
Kepastian matinya ribuan ternak babi ini diketahui saat kru wartawan ini mendatangi Kantor Pertanian dan Peternakan Kabupaten Karo. Dari ruangan belakang kantor, wartawan bertemu dengan Kabid Peternakan Rafael Amigo Simbolon.
Dalam wawancaranya, Kabid membenarkan adanya 8000-an hewan ternak babi mati milik PT Maharkata. Dirinya juga mengaku saat ini pihaknya masih menunggu hasil LAB untuk memastikan penyebabnya. Beliau juga menegaskan, seandainya hewan ternak babi ini mati akibat terjangkit Virus ASF, maka pihak Dinas akan menghentikan sementara aktifitas PT Maharkata.
Sebab dilanjutkan Rafael Amigo Simbolon, Virus ASF ini sangat cepat menularkan virus terhadap sesama hewan Babi yang sehat apabila tidak segera ditangani. “Virus dapat bertahan lama pada babi yang sudah mati atau di lingkungan. Ternak sehat yang memakan sisa-sisa makanan bercampur daging babi terinfeksi akan langsung terpapar,” ungkapnya. (John Ginting)