MEDAN, TOPKOTA.co – “Selamat datang di Satlantas Polrestabes Medan, kami imbau kepada seluruh pemohon SIM agar tidak menggunakan jasa calo dalam pengurusan SIM anda, sudah banyak korban yang tertipu oleh calo, silahkan mengurus SIM anda sendiri langsung ke loket layanan kami, jika anda kurang paham silahkan baca papan pengumuman tentang prosedur pengurusan SIM, atau bertanya kepada petugas kami”, imbauan ini selalu berkumandang saat kita tiba di depan Satlantas Polrestabes Medan Jalan Arif Lubis No.1 Gaharu Kec. Medan Timur Kota Medan.
Imbauan dengan pengeras suara ini meminta kita berhati-hati jika kita hendak melakukan pengurusan SIM, baik itu pembuatan SIM baru maupun perpanjangan SIM di Satpas Polrestabes Medan, tepatnya di gedung Satlantas Polrestabes Medan, karena banyak calo yang berkeliaran di sekitar Satlantas Polrestabes Medan.
Walaupun Satlantas Polrestabes Medan ini sudah berupaya mengatasi hal ini dengan terus memberikan imbauan, namun calo maupun penipu pengurusan SIM tetap masih menjamur, bahkan setiap hari ada saja korbannya, transaksinya pun didekat kantor Satlantas Polrestabes Medan, kok bisa sebebas itu, padahal dekat kantor polisi loh?.
Kali ini wartawan Topkota.co melakukan investigasi terkait hal ini, Kamis (27/2/2025). Sebelumnya wartawan sudah mendapat informasi bahwa para penipu pengurus SIM ini biasanya beroperasi di tempat tukang parkir mobil maupun sepeda motor di samping Kantor Satlantas Polrestabes Medan.
Saat wartawan tiba di dekat Kantor Satlantas Polrestabes Medan ini, para tukang parkir pun sudah memanggil, mengajak untuk parkir kenderaan di tempat yang telah mereka sediakan.
Wartawan pun memarkirkan kenderaannya tepat di samping Kantor Satlantas Polrestabes Medan. Disinilah para penipu yang menyaru tukang parkir pun mulai melakukan triknya. “Mau ngurus SIM bang, perpanjang atau baru,” kata seorang pria berkulit gelap berbadan gempal.
Wartawan pun menjawab hendak melakukan pengurusan perpanjangan SIM. “Sini kami uruskan bang,” sambung pria yang saat itu mengenakan kaos warna putih bercelana pendek yang saat itu bersama para rekannya berkisar 4 orang.
“Tidak usah, saya urus sendiri aja,” jawab wartawan Topkota yang saat itu masih dirayu-rayu para penipu ini.
Dialog antara wartawan dengan para penipu ini pun terus berlanjut. “Kalau abang ngurus sendiri gak kemana biayanya lebih dari 250 ribu bang, sama kami 200 aja bang langsung foto,” bujuknya.
Para penipu ini pun merincikan biaya pengurusan SIM jika dilakukan sendiri. “Ada uang untuk surat kesehatannya, uang untuk surat psikologinya, itu aja psikologi sudah 100 ribu lebih, belum lagi biaya perpanjangan SIMnya, repot abang ngurusnya, biar kami yang uruskan, abang tinggal foto aja,” katanya.
Wartawan pun kembali mencoba menolaknya. Namun para penipu ini tidak pantang menyerah. “Gini aja bang, kami kawani abang tes kesehatannya, tes psikologinya, kalau ada kami pasti lancar, gak ada tes-teslah, abang kasih aja kami lima ribu atau seikhlasnyalah,” katanya.
“Iya bang, pergi sama abang ini aja, biar dikawaninya, lancarlah itu,” kata para rekan-rekan penipu ini.
Tes Kesehatan Cuma Formalitas
Kali ini wartawan tidak menolaknya, dan ingin tahu trik penipuan seperti apa lagi yang dilakukan mereka. Wartawan dan penipu berkedok tukang parkir ini pun tiba di tempat tes kesehatan, tepatnya di Jalan HM Said.
Penipu ini pun mengajak wartawan masuk dari pintu belakang, kemudian meminta SIM wartawan, dan mengajak wartawan menemui petugas jaga di tempat kesehatan tersebut.
Memang benar, tidak ada prosedur tes kesehatan yang dilakukan, petugas jaga ini hanya menginput data dari SIM yang telah diberikan dan bertanya sedikit, kemudian meminta uang pembayaran sebesar Rp 25.000.
Sebelumnya, pengalaman wartawan saat berada di tempat yang sama untuk melakukan tes kesehatan perpanjangan SIM jika mengurus sendiri, kita akan mengikuti prosedur tes kesehatan, terutama tes penglihatan. Namun, kali ini penjaga yang bertugas di tempat tes kesehatan itu hanya bertanya tinggi badan dan berat badan.
“Gampang kan bang, gak ada tes kan, percaya kan bang, setelah ini kita fotocopy SIM abang,” kata penipu ini.
Usai memfotocopy SIM, penipu ini kembali melakukan triknya. “Udahlah bang, 150 aja tinggal foto, langsung siap, amanlah bang, percaya sama saya, gak perlu tes-tes psikologi lagi” kata pria berkulit gelap ini.
“Yakin,” tanya wartawan. “Yakin Sembiring bang,” jawab penipu ini.
Karena ingin tahu trik penipuan selanjutnya. Wartawan pun memberikan uang yang dimintanya.
Kabur Setelah Diberi Uang
Setelah kembali ke tempat parkir di samping Satlantas Polrestabes Medan, kemudian penipu ini memanggil temannya, dan meminta wartawan untuk bersamanya.
Disini teman penipu yang mengenakan kemeja hijau itu, hanya menunjukkan tempat pengambilan formulir perpanjangan SIM dan tempat ruang foto, dari depan kantor Satlantas Polrestabes Medan.
“Bilang aja sama petugasnya bang, langsung foto, mereka sudah paham itu,” katanya.
Sempat wartawan kembali bertanya, nanti bayar lagi uang pendaftaran. “Udah aman bang, kami sudah atur itu,” jawab penipu ini dengan yakin.
Wartawan pun pergi ke tempat pendaftaran perpanjang SIM, dan wartawan memberikan berkas surat kesehatan dan foto copy SIM kepada petugas yang jaga. Disini petugas menanyakan mana surat psikologinya.
Saat itu wartawan pun memberitahukan kepada petugas bahwa tidak ada surat psikologis, sudah diatur sama seorang yang berada di dekat parkir, dan bilang saja langsung foto.
Disinilah petugas pendaftaran SIM ini pun menjelaskan. “Abang sudah kena tipu, berapa abang diminta tadi,” tanyanya. Wartawan pun menjawab “150,”. “Penipu itu bang, mereka gak kami kasih masuk ke sini, sudah banyak yang kena tipu itu,” terang petugas itu.
Saat itu wartawan langsung keluar mencari para penipu yang berkedok tukang parkir ini, dan ternyata sudah tidak berada ditempat. Awalnya parkiran disamping Polrestabes Medan tadi ramai dijaga, kini hanya tinggal 2 penjaga.
Wartawan pun bertanya kepada para tukang parkir disana tentang keberadaan penipu tadi. “Udah gak disini bang, gak tahu kami,” katanya menutupi.
Sempat wartawan mencari penipu ini degan berkeliling di sekitaran Polrestabes Medan dan Satlantas Polrestabes Medan, namun tetap tidak ketemu.
Saat kembali ke tempat parkiran awal, anehnya datang tukang parkir baru, yang kembali menawarkan pengurusan SIM. “Mau urus SIM bang, sini biar diuruskan,” namun para tukang parkir yang lain mencegah temannya tersebut. “Gak usah, jangan,” kata teman sesama penjaga parkir sembari memberi isyarat.
Wartawan pun kemudian menunggu disekitar tukang parkir, namun para penipu itu tidak kunjung kembali.
Tes Psikolgi Bayar Rp 100.000
Kemudian wartawan pergi dari lokasi parkir, berencananya menjebak para penipu ini agar muncul kembali dilokasi tempat parkir.
Wartawan pun pergi ke lokasi gedung untuk melakukan tes psikolgi di Jalan Sutomo. Di tempat tersebut, kita akan didata, dan mereka meminta uang administrasi sebesar Rp.100 ribu. Kemudian kita diminta untuk menscan barcode yang mereka sediakan dengan menggunakan web browser dari handphone. Setelah discan, akan ada link yang tersedia. Kita diminta mengklik link itu, dan akan muncul sejumlah pertanyaan yang harus dijawab.
“Nanti aja dibuka linknya bang, ujiannya di lantai 2,” kata penjaga di tempat tes psikologis itu.
Saat di ruangan lantai 2, kita langsung diarahkan ke tempat duduk dan diminta menjawab seluruh pertanyaan yang muncul dari link yang kita scan tadi.
Setelah selesai menjawab seluruh tes tersebut, hasilnya akan keluar. Kebetulan wartawan ini dinyatakan lulus, dan kemudian menyampaikan kepada petugas penjaga di lantai 2, bahwa sudah ada pemberitahuan lulus tertera di handphonenya. Kemudian, penjaga tersebut membuat surat hasil tes psikologis, dan memberikannya kepada wartawan.
Percuma, Rumah Penipu Sudah Didatangi
Usai melakukan tes psikologi, wartawan kembali ke tempat parkiran di samping Satlantas Polrestabes Medan. Disitu aksi penipuan pengurusan SIM masih terus berlanjut mencari korban, setiap pengendara yang parkir ditawari untuk pengurusan SIM yang gampang.
Salah seorang penjaga warung minuman yang berada di dekat parkiran, ternyata mengetahui wartawan telah menjadi korban penipuan, dia pun menyapa sembari prihatin. “Bang seharusnya sama bapak ini tadi, jelas ini bang,” katanya, menunjukkan seorang pria yang berseragam seperti PNS di Kepolisian sedang duduk di warung itu.
Kemudian wartawan duduk di warung itu, sembari menghubungi teman wartawan yang bertugas di Polrestabes Medan. Dia mengatakan bahwa memang di tempat itu banyak penipu pengurusan SIM. “Percuma bang kalau kita cari penipu-penipu itu, gak dapat itu. Adik ku kemaren ditipu 700 ribu mau buat SIM disitu. Kami cari sampai ke rumahnya, kami datangi, gak jumpa juga, semuanya menutupi keberadaannya, sudah sindikat disitu,” jelasnya yang juga kesal.
Hingga Siang Hari, Korban Penipuan 2 Orang
Usai dari warung tersebut, wartawan kembali mendatangi tempat pendaftaran perpanjangan SIM, sembari memberikan berkas lengkap yang diminta petugas di awal. Disini pun petugas kembali mengingatkan. “Bang, gimana tadi, jumpa penipu-penipu itu, sudah banyak korbannya, tadi ada yang kena tipu sebelum abang, 600 ribu dia kenak,” katanya sembari mengatakan kepada wartawan bahwa datang lagi tanggal 2 Maret 2025 untuk pengurusan perpanjangan SIM.
Wartawan pun kembali bertanya perihal itu, namun petugas ini menjelaskan bahwa pengurusan perpanjangan SIM langsung ke kantor Satpas bisa diproses sebelum 2 minggu masa aktif SIM habis. “Kalau pengurusan online yang baru 90 hari sebelum masa aktifnya habis baru bisa diproses bang. Kalau datang langsung, 2 minggu sebelum masa aktif habis,” katanya sembari menulis diberkas SIM milik wartawan tanggal 2.
Tangkap Penipu Pengurusan SIM Berkedok Tukang Parkir, Korban Sudah Banyak
Investigasi yang dilakukan wartawan terkait maraknya penipuan pengurusan SIM yang terjadi disamping kantor Satlantas Polrestabes Medan memang lumrah terjadi, seakan sudah hal biasa, karena tidak adanya pengawasan pihak kepolisian di tempat tersebut.
Miris memang melihatnya, di samping kantor polisi kejahatan bisa tumbuh subur, para penipu ini sengaja dibiarkan atau memang Polisi sudah “malas” mengurus hal ini, walaupun sudah banyak korban setiap harinya.
Memang pernah sebelum-sebelumnya para calo-calo SIM di Kantor Satlantas Polrestabes Medan ditangkapi, namun tidak pernah kapok, mereka kembali datang seolah tidak takut dengan penegakan hukum
Imbauan-imbauan dengan pengeras suara untuk tidak berurusan dengan calo terus diputar setiap menitnya di Kantor Satlantas Polrestabes Medan, namun seakan tidak efektif, karena tempat para calo ini kumpul tidak dijaga.
Selain itu, para warga yang hendak mengurus SIM tidak akan fokus mendengar imbauan tersebut, mereka terlebih dahulu akan menuju ke lokasi parkiran untuk memarkirkan kenderaanya. Disinilah tempat para penipu itu berkumpul, dan langsung melancarkan rayuan-rayuannya.
Teriming-imingi dengan harga yang lebih murah dalam pengurusan SIM, tentu saja siapapun berminat, apalagi warga merasa aman berada di dekat kantor polisi, dan meyakini tidak akan ada penipuan di tempat tersebut. Namun apalah daya, sudah tertipu tidak ada yang peduli, padahal itu di dekat kantor polisi loh ?. Semoga ini menjadi “PR” Kasat Lantas Polrestabes Medan yang baru. (Red)