IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Minggu, 24 November 2024

Munas BEM-SI di Sumbawa: Percepatan Agenda Perubahan

Doktor Rizal Ramli bersama peserta Musyawarah Nasional BEM- SI yang diselenggarakan di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat, Rabu (15/3/2023). (Foto: Ist)

SUMBAWA, TOPKOTA.co – Sebanyak 200 peserta dan Ketua-Ketua BEM dari 85 Kampus seluruh Indonesia menghadiri Musyawarah Nasional BEM- SI, di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat, Rabu (15/3/2023).

Munas BEM-SI kali ini suasananya berbeda dengan Munas-munas sebelumnya. Kali ini Munas diadakan dalam situasi darurat: Darurat Demokrasi, Darurat Hukum dan Korupsi yang semakin masif.

Selain itu, juga terjadi Darurat Politik yang semakin kacau balau dan semakin tidak terkait dengan agenda kesejahteraan rakyat, semakin jauh dari cita-cita proklamasi dan semakin tidak sejalan dengan Pancasila.

“Hari ini kita menyaksikan seluruh sistim kenegaraan kita mengalami dekadensi moral, ethika, martabat dan prilaku. Contohnya Mega Skandal Rp 300 Trilliun di Kementrian Keuangan sangat tidak bermoral dan sangat memalukan. Lembaga akademik yang merupakan benteng moral dan etika hari ini runtuh karena kasus-kasus skandal korupsi melibatkan Rektor Universitas Lampung dan Universitas Udayana,” ungkap Doktor Rizal Ramli kepada para peserta Munas.

Lanjutnya, lembaga-lembaga demokrasi seperti DPR/MPR sudah lumpuh, tidak lagi berperan mewakili kepentingan rakyat dan bangsa.  “Bayangkan persoalan mega skandal Rp 300 Triliun DPR/MPR diam, membisu. Rakyat dan mahasiswa hari ini yang harus mempejuangkan suara kebenaran,” ujarnya.

Doktor Rizal Ramli bersama peserta Musyawarah Nasional BEM- SI yang diselenggarakan di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat, Rabu (15/3/2023). (Foto: Ist)

Ramli juga menyampaikan ketika terjadi skandal Century yang melibatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani, DPR pada tahun 2009 cepat membentuk Pansus DPR untuk mengusut skandal yang merugikan negara Ro 6,7 T.

“Hari ini DPR diam seribu bahasa, tidak berani mengambil langkah interplasi, tidak berani membentuk Pansus untuk mengusut tindakan korupsi dan money laundrying yang sangat merugikan rakyat. Wajar kalau publik menduga bahwa DPR hanya menjadi ornamen demokrasi dan bahkan sudah menjadi bagian dari masalah bangsa kita saat ini. Ini waktunya untuk melakukan perubahan sesegera mungkin. Benteng terakhir penjaga Konstitusi tinggal rakyat dan Mahasiswa,” ungkapnya.

“Hari ini kita semua dipanggil oleh sejarah untuk meluruskan, untuk kembali ke cita-cita kemerdekaan dan penegakan Pancasila. Saudara-saudara, Munas yang sedang berlangsung ini bertempat di Sumbawa, tempatnya sangat jauh. Namun, sangat berarti, peserta yang hadir disini mewakili pulau, suku di bangsa ini. Ini Munas yang bergelora dengan idealisme dan semangat kebangsaan,” ungkapnya.

“Di tempat ini, di Sumbawa mari kita menyusun bersama agenda perubahan. Mari kita rebut kembali kemerdekan dan keadilan untuk rakyat,” tutupnya. (red)

BERITA TERKINI

BERITA TERPOPULER