IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Minggu, 22 September 2024

Morowali Jadi Studi Tiru Sistem Pertanian Organik

MOROWALI, TOPKOTA.co – Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dalam hal ini Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, menggelar Sosialisasi Penerapan Standarisasi dan Mutu Tanaman Pangan melalui Studi Tiru Sistem Pertanian Organik di Desa Bumi Harapan Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali, Selasa (20/09/2022).

Adapun peserta studi tiru diikuti oleh perwakilan kelompok tani dari 6 (enam) kabupaten/kota se-Sulawesi Tengah, diantaranya Palu, Sigi, Donggala, Parigi Moutong, Poso, dan Morowali Utara. 

Sosialisasi dibuka oleh Bupati Morowali Drs Taslim. Turut hadir diantaranya Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tengah Nelson Metubun SP, unsur Forkopimda Morowali, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Morowali Andi Irman SSTP MM, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Morowali, para Camat, para Kepala Desa, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Kelompok Tani, Kelompok Ternak dan insan Pers.

Sosialisasi digelar selama 2 (dua) hari mulai 20 hingga 21 September 2022. Adapun materi atau kegiatan dalam sosialisasi di antaranya Pengembangan Pertanian Organik di Morowali, SNI 6729 : 2016 tentang Pertanian Organik, Pengolahan Lahan Secara Organik, Perlakuan dan Penanaman Benih Secara Organik, Pembuatan Pupuk Organik (padat dan cair), Pemeliharaan Tanaman Organik, Panen dan Penanganan Pascapanen Padi Organik dan Pengemasan Beras Organik.

Kepala DPKP Morowali Andi Irman mengungkapkan rasa bangganya dan berterimakasih kepada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng karena menunjuk Morowali sebagai daerah tujuan dalam pelaksanaan studi tiru sistem pertanian organik. Dirinya menyebut, program padi organik di Morowali mulai berjalan sejak 2019 dan merupakan program prioritas andalan Pemkab Morowali.

“Kami sangat berbangga, sangat senang dikunjungi teman-teman kabupaten/kota untuk pelaksanaan studi tiru kegiatan pertanian organik. Kami menjalankan program ini sejak 2019, karena adanya dukungan dari Pemda dan Pak Bupati. Inovasi ini sangat dibutuhkan agar kita bisa lebih baik dari yang baik. Sehingga Pak Bupati sering menekankan untuk bekerja yang baik suatu saat orang akan datang belajar di daerah ini. Olehnya kami berterimakasih kepada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah telah memilih Morowali sebagai tempat studi tiru,” ungkapnya.

Ia menambahkan, Pemda Morowali meluncurkan pelbagai program andalan di sektor pertanian. Hal tersebut sebagai upaya strategis Pemda dalam rangka perwujudan visi “Morowali Sejahtera Bersama”. Olehnya ia mengimbau agar masyarakat memanfaatkan seluruh program yang telah dicanangkan. Andi Irman juga menyampaikan, semoga hal baik yang diterima peserta selama di Morowali dapat diterapkan di daerah mereka masing-masing.

“Harus diakui bahwa perhatian Pemkab Morowali kepada petani sangat luarbiasa, bukan cuma kegiatan organik, Pemda hari ini menyediakan layanan olah lahan dan panen gratis, menyediakan combine harvester 10 unit kubota N93, mengadakan alat pengering gabah dengan kapasitas 30 ton dan mengasuransikan sebanyak 20.700 petani melalui BPJS Ketenagakerjaan. Kami berharap kepada seluruh petani mari memanfaatkan dan memfungsikan bantuan ini sebaik mungkin. Dan juga semoga hal-hal baik yang bapak/ibu peserta sosialisasi lihat di Morowali dapat dibawa pulang ke daerah masing-masing, adapun hal-hal yang tidak berkenan mohon cukup ditinggalkan di Morowali,” tandasnya.

Sementara itu, Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng Nelson Metubun mengapresiasi Bupati bersama Pemerintah Kabupaten Morowali yang terus memberikan atensi penuh bagi sektor pertanian. Ia menuturkan meski Morowali dikenal sebagai daerah industri tambang, namun Pemda terus mendorong dan memberi dukungan agar produktivitas pertanian semakin unggul. 

“Kami sangat mengapresiasi Bapak Bupati dan Pemda Morowali, karena di tengah gencarnya investor yang masuk di Morowali dan dikenal sebagai daerah tambang namun sektor pertanian tidak dilupakan. Pak Bupati bersama Pemda Morowali melakukan terobosan khususnya di sektor pertanian dan mendapat acungan jempol dari Kementerian Pertanian,” pungkas Kadis.

Lebih lanjut, ia menerangkan alasan utama Morowali menjadi daerah studi tiru sistem pertanian organik karena besarnya dukungan pemerintah terhadap DPKP Morowali, sehingga memprogramkan pertanian organik sebagai program prioritas dan sistematis dengan mengundang lembaga pelatihan organik yang sangat kompeten untuk mengedukasi petani agar mahir bertani organik. Selain itu adanya komitmen tinggi dari 13 kelompok tani di Morowali dalam mengembangkan pertanian organik sehingga pengelolaan organik telah sesuai SNI 6729 : 2016 tentang sistem pertanian organik di lahan garapannya. Menurutnya hal itu patut dicontoh guna mendukung Sulawesi Tengah menjadi kawasan penyangga pangan nusantara yang berkualitas.

“Ini patut dijadikan contoh sehingga kedepan dapat mendukung Sulteng menjadi kawasan pangan nusantara sebagai penyangga pangan ibu kota negara dengan menghasilkan pangan yang bermutu, aman dan sehat. Dibutuhkan komitmen dan konsistensi para kelompok tani dalam menerapkan sistem pertanian organik secara menyeluruh. Kami berharap kegiatan berkaitan dengan penerapan pengembangan organik dapat lebih diintensifkan,” tutup dia.

Di tempat yang sama, Bupati Morowali Taslim mengucapkan terimakasih kepada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng yang telah mempercayakan Kab. Morowali sebagai daerah studi tiru. Ia berharap semoga keikutsertaan kelompok tani dari enam kab/kota dalam sosialisasi ini dapat membawa berkah bagi daerahnya masing-masing.

“Terimakasih kepada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi yang telah memberikan kesempatan Morowali menjadi daerah tujuan studi tiru. Terimakasih kelompok tani sudah berkenan belajar di Bumi Tepe Asa Moroso, mudah-mudahan kehadiran bapak menjadi berkah bagi daerah bapak,” tutur Taslim.

Lebih jauh Taslim menguraikan, untuk mencapai visi Morowali Sejahtera Bersama, pemerintah harus bergerak proaktif dengan menciptakan program/kegiatan yang efektif dan tepat sasaran. Program padi organik merupakan program strategis Pemda yang diharapkan dapat mendorong produktivitas pangan yang berkelanjutan, penguatan ketahanan pangan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Bupati berujar, menyukseskan program padi organik tentunya membutuhkan dukungan dari masyarakat. Dalam perjalanannya, program ini melewati banyak tantangan utamanya dalam membangun awareness bagi petani untuk beralih pada sistem organik. Taslim berharap, dengan masifnya kegiatan pengembangan pertanian organik, Sulawesi Tengah dapat menjadi wilayah yang kaya potensi di sektor pertanian. 

“Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, kita bisa mewujudkan sistem bertani organik di Sulawesi Tengah. Diharapkan bapak/ibu menjadi penggerak dan mitra pemerintah dalam menyukseskan program tersebut,” pungkas Bupati. 

Diketahui, dalam pembukaan sosialisasi itu dilakukan​ penyerahan bantuan secara simbolis alat pertanian berupa alat panen combine harvester kepada Kelompok Tani sukses semua Kec. Bungku Barat, penyerahan bantuan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) sebesar 15 juta Rupiah, penyerahan santunan kematian BPJS Ketenagakerjaan dan penyerahan secara simbolis Kartu BPJS Ketenagakerjaan untuk petani. (Rpdm)