BANDUNG, TOPKOTA.co – Keberadaan Kapal Phinisi Leticia milik PT Jaswita Jabar kembali dipertanyakan. Kapal senilai lebih dari Rp10 miliar yang dibeli melalui dana APBD Jawa Barat tahun 2020/2021 itu hingga kini tidak jelas operasional maupun manfaat ekonominya bagi masyarakat.
Ketua Umum Aliansi Rakyat Menggugat (ARM), Furqon Mujahid Bangun alias Mang Jahid, menilai pengadaan kapal yang ditempatkan di Labuan Bajo, NTT, penuh kejanggalan. “Sejak awal kami mencurigai adanya dugaan korupsi dalam pembelian kapal ini. Hasil investigasi kami menunjukkan banyak hal yang tidak transparan,” ujarnya di Bandung, Selasa (19/8/2025).
ARM mengungkap adanya indikasi mark-up anggaran berdasarkan dua memo internal PT Jaswita. Memo pertama tertanggal 31 Agustus 2021 mengajukan dana Rp6 miliar, namun memo berikutnya pada 24 September 2021 tiba-tiba naik menjadi Rp8,3 miliar. “Selisih Rp2,3 miliar ini patut dipertanyakan. Apalagi dokumen ditandatangani pihak yang dekat dengan mantan Gubernur Ridwan Kamil,” tegasnya.
Tak hanya itu, ARM juga menurunkan tim investigasi ke Labuan Bajo. Hasilnya, tak ditemukan dermaga, kantor, maupun catatan resmi kapal Leticia di Syahbandar maupun Asosiasi Kapal Wisata. Informasi yang diperoleh di lapangan bahkan menyebut kapal disembunyikan di sebuah pulau karena mendapat penolakan dari asosiasi kapal setempat.
“Kalau kapal ini benar-benar ada, mana dampaknya untuk masyarakat Jawa Barat? Jangan sampai aset miliaran rupiah hanya jadi proyek mubazir,” ucap Mang Jahid.
ARM memastikan akan membawa kasus ini ke ranah hukum. “Dalam waktu dekat kami akan melaporkan dugaan penyimpangan ini ke KPK dan Jampidsus Kejagung,” pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT Jaswita Jabar maupun mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan penyimpangan investasi Kapal Phinisi Leticia. (Ayu)
