ASAHAN, TOPKOTA.co – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Balik Kampung Universitas Malikussaleh (KKN – BK Unimal) Kelompok 299, melakukan pembuatan Biopori Kompos dengan memanfaatkan sampah/limbah Rumah Tangga di Dusun IV Desa Air Joman Kecamatan Air Joman Kabupaten Asahan, Selasa (17/11).
Kelompok 299 yang beranggotakan 4 (empat) orang mahasiswa, yaitu Andri Fadillah sebagai Ketua kelompok dari Jurusan Teknik Industri, Nurul Aprilia Z Simangunsong, Rani Nurmaleli dari Jurusan Agroekoteknologi dan Intan Ayu Nita Dalimunthe dari Jurusan Agribisnis, menerapkan suatu metode sederhana untuk kelestarian lingkungan masyarakat.
Menurut Andri Fadilah, melihat keadaan saat ini, pengolahan sampah baik sampah organik maupun anorganik merupakan salah satu masalah yang tidak asing lagi di tengah masyarakat. Masih banyak masyarakat kurang peduli terhadap keadaan serta kelestarian di lingkungan sekitar, sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan seperti banjir.
“Lubang Biopori Kompos ini sebagai metode alternatif untuk peresapan air hujan dan mengolah sampah organik, sampah yang dimasukkan seperti sisa sayuran dan buah-buahan dimasukkan kedalam lubang untuk dijadikan sebagai pupuk kompos,” terangnya.
Ditambahkannya, sampah-sampah organik yang ada di dalam Biopori akan terurai dengan bantuan aktifitas organisme biota tanah, seperti cacing tanah, rayap dan fauna tanah lainnya yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman sayur dan buah-buahan.
Bahan pembuatan pupuk kompos, dapat memanfaatkan sayuran sisa rumah tangga, daun-daunan, rumput, buah-buahan yang sudah busuk, nasi, dan bahan lain yang bersifat organik, bahan-bahan tersebut sangat mudah didapatkan.
“Hal itulah yang mendasari kami membuat suatu alternatif untuk pemecahan masalah terhadap lingkungan sekitar, yaitu dengan memanfaatkan limbah rumah tangga tersebut dengan menjadikannya sebagai kompos yang menggunakan teknologi sederhana dan cara pembuatannya lebih mudah dibuat karena memanfaatkan dari bahan yang mudah di dapat,” ujar Andri.
Saiful salah satu petani yang ikut dalam kegiatan mengatakan, membuat lubang Biopori dengan menggunakan bor tanah pada kedalaman kurang dari setengah meter sangat mudah dan bisa untuk diterapkan.
“Metode ini tidak ribet dan mudah untuk diaplikasikan, sehingga masyarakat tidak keberatan untuk menerapkannya,” ujar Saiful.
Diakhir, Nazima SP MSi sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok 299 mengatakan, bahwa pembuatan Biopori Kompos bisa dibuat di mana saja. Bahkan, ditempat yang tanahnya tertutup dengan semen, serta menghimbau dan berharap setiap masyarakat Desa Air Joman dapat menerapkan sendiri dengan sederhana. (Dad)