BERASTAGI, TOPKOTA.co – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia (LAMI) Kab Karo mengkritisi besaran anggaran Negara untuk Warga Binaan Parawarsa dan Warga Binaan Tuna Laras yang dianggap tidak manusiawi.
Hal ini ditegaskan oleh Ketua LAMI Karo Rekro Tarigan kepada wartawan, Kamis (9/4) sore sekira pukul 16:00 saat melakukan investigasi di Dua UPT di bawah naungan Dinas Sosial Provinsi yang berada di Jalan Jamin Ginting Berastagi tersebut.
“Kita sudah survei langsung di Parawarsa dan Tuna Laras semuanya sama, bahkan tempat memasaknya tidak layak di ruangan terbuka tanpa adanya atap, apabila hujan tiba, maka sudah pasti airnya menetes ke dalam masakan tersebut, ini tidak manusiawi,” tegas Rekro lagi.
Selain LSM, Rekro Tarigan juga salah seorang penulis yang tergabung dalam PJTK membeberkan bahwa, Parawarsa itu Pembinaan Wanita Tuna Susila dalam artian mendewasakan para Wanita dalam binaan, sedangkan Tuna Laras, anak anak yang berkelainan perilaku yang secara fisik berkelainan, atau karena terisolasi hambatan gangguan mental.
Untuk itu lanjut Rekro lagi, Parawarsa dan Tuna Laras dibawah naungan Dinas Sosial Provinsi bertujuan untuk memanusiawikan manusia agar sehat, namun kenyataannya dari pola makanan sudah kurang sehat.
“Masaknya di Unit Parawasa, setelah masak dimasukan ke dalam baskom, lalu mengunakan sorong menuju unit Tuna Laras dengan jarak tempuh 300 meter, ini sudah tidak betul, memanusiawikan manusia bukan seperti ini,” ujar Rekro bertanya tanya.
Sayanganya, ketika hal ini di konfirmasi kepada Plt Ka.UPT Parawarsa dan Tuna Laras Berastagi Ardo Sitompul melalui TU Polmer Simanjuntak Via WhatsApp, hingga berita ini dikirimkan ke meja redaksi, Kamis malam (9/4) sekira pukul 22:40 Wib tidak membalas, walaupun pesan tersebut telah dibaca. (John Ginting)