PARAPAT, TOPKOTA.co – Parapat, yang dikenal sebagai pintu gerbang menuju Danau Toba, tiba-tiba menjadi pusat perhatian pada awal tahun 2025. Namun, sorotan kali ini bukan disebabkan oleh keindahan alamnya, melainkan oleh tumpukan sampah yang memenuhi sepanjang jalan utama kota, menciptakan pemandangan yang jauh dari kesan bersih dan nyaman yang diharapkan di kawasan wisata.
Para wisatawan yang datang dari berbagai daerah untuk merayakan liburan tahun baru mengungkapkan kekecewaan mereka atas kondisi ini. Di tengah hiruk-pikuk perayaan, ironi yang mencolok terlihat—kota wisata yang seharusnya menawarkan suasana yang asri dan bersih justru dipenuhi sampah. Beberapa pengunjung bahkan terpaksa menutup hidung karena bau tak sedap yang menyebar.
“Seharusnya pemerintah daerah lebih peduli terhadap kebersihan, terutama saat momen liburan seperti ini,” ungkap salah seorang wisatawan asal Medan.
Keluhan serupa juga muncul terkait kinerja Dinas Kebersihan Kabupaten Simalungun, yang dinilai tidak mampu mengantisipasi lonjakan volume sampah selama musim liburan panjang. Tokoh masyarakat setempat menyatakan keprihatinan atas kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap kebersihan Parapat, yang kini terancam merusak citra kota sebagai destinasi wisata unggulan di Sumatra Utara.
“Jika kondisi ini terus berlanjut, pariwisata akan merugi. Wisatawan bisa enggan datang kembali, dan Parapat bisa kehilangan statusnya sebagai tujuan wisata utama di Toba,” ujar seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya.
Menanggapi keluhan tersebut, Pj Bupati Simalungun, H Zonny Waldi, memberikan penjelasan bahwa masalah kebersihan di kecamatan adalah tanggung jawab camat setempat. “Urusan kebersihan di Kecamatan menjadi tanggung jawab camat,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Girsang Sipangan Bolon memiliki pandangan berbeda, menyatakan bahwa kebersihan merupakan tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup.
Dengan potensi pariwisata yang begitu besar, Parapat seharusnya menjadi ikon wisata Danau Toba yang bersih dan nyaman, bukan justru menjadi pusat perhatian negatif karena masalah sampah yang terus menumpuk. Bahkan, hingga berita ini disusun, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simalungun tampaknya belum mengambil tindakan tegas terkait pengelolaan sampah meskipun anggaran untuk pengelolaan sampah telah tersedia selama lima tahun terakhir.
Momen pergantian tahun ini menjadi pengingat bagi pemerintah daerah untuk segera berbenah dan memperbaiki manajemen kebersihan agar Parapat dapat kembali menjadi destinasi wisata yang menarik dan nyaman bagi wisatawan. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, demi menjaga daya tarik wisata kota. (Ayu)