TANAH KARO, TOPKOTA.co – Kota Berastagi Kabupaten Karo yang merupakan salah satu objek pariwisata yang diandalkan di Sumatera Utara kini kian ramai dengan para pedagang, namun jika tidak ditata dengan rapi, kota yang khas dengan hasil pertaniannya ini sangat disayangkan akan mengurangi minat para wisatawan.
Pantauan wartawan saat melintasi di Jalan Veteran Kota Berastagi, terlihat kenderaan dari para wisatawan maupun warga sekitar hilir mudik dengan kecepatan yang rendah. Para pengendara terpaksa menunggu dan mengantri untuk melalui jalan tersebut dikarenakan kemacetan yang diakibatkan menyempitnya badan jalan.
Terlihat juga sejumlah pedagang memakai jalan tersebut menjajakan para dagangannya, sehingga membuat arus transportasi menjadi tidak lancar. Banyak para pengendara yang mengeluh melewati jalan tersebut, seperti yang dialami Gres br Sihombing.
“Kota Berastagi yang iconnya Pariwisata Kabupaten Karo seperti ini tata kelolanya, arus lalu lintas macet akibat pedagang pulsa, monza, bunga dan buah yang berjualan memakai badan jalan, bahkan lokasi parkir mereka pakai juga untuk berjualan,” keluhnya saat melintasi jalan tersebut.
Pria yang tinggal di Rantau Prapat ini juga menceritakan kenangannya sekitar tahun 1990-an pernah kembali datang ke Kota Berastagi. Menurutnya lingkungan kota yang bersih dan asri menjadi daya tarik wisatawan baik dari Kota Medan maupun luar daerah lainnya untuk berwisata ke Kota Berastagi.
“Kota Berastagi sangat beda dengan tahun 90-an dengan sekarang, dulu masih bersih dan asri kotanya, apalagi kemacetan dulu gak pernah ada. Tapi walaupun saat ini volume kenderaan semakin meningkat, namun saya rasa tidak seperti ini jika kemacetan terjadi. Bukan karena banyak mobil ya, kalau banyak mobilkan wajar macet, ini karena parkirnya pun tak tertata, dan lokasi parkir itu pun saya lihat sudah banyak pedagang yang berjualan disitu, baik penjual monza, jualan bunga maupun jualan paket internet. Memangnya tidak ada yang melarang jika berjualan di lokasi parkir itu ya, kenapa dibiarkan begitu saja, kan menimbulkan kemacetan kalau ada orang beli pulsa maupun beli monza, apa lagi terlihat parkir berlapis begitu, sudah pasti macetlah,” ucap Gres br Sihombing.
Hal senada juga dikatakan Junaidi Ginting warga sekitar, menurutnya tata kelola parkir di kota Pariwisata Berastagi ini memang sudah dikeluhkan warga. “Tolonglah tertibkan parkir-parkir liar yang ada di Kota Berastagi dan Kota Kabanjahe. Kadang gara-gara parkir itu saja kenderaan roda dua tidak bisa lagi lewat karena sudah hampir setengah badan jalan itu dipakai untuk parkir roda dua itu. Selain itu, pedagang yang berjualan di badan jalan pun kususnya di Jalan Veteran itu agar ditertibkan, saya yakin tidak ada izin berjualannya itu. Kalau tidak menggangu arus lalu lintas silahkan berjualan, kalau menganggu masyarakat yang melintas tolonglah ditertibkan,” ucap Junaidi Ginting.
Junaidi juga berharap agar instansi terkait dapat mengatur arus lalu lintas, parkir dan pedagang liar dan mengelola Kota Berastagi menjadi lebih baik lagi, agar diminati para wisatawan. “Kota kita ini kota wisata, kalau keadaannya seperti ini, saya juga malu melihatnya,” ujarnya.
Terkait maraknya parkir liar maupun pedagang liar yang kerap dikeluhkan warga Berastagi, wartawan mencoba menghubungi Dinas Perhubungan Kabupaten Karo, namun sayangnya sampai berita ini dikirim ke meja redaksi, pihak Dinas Perhubungan belum juga memberikan pernyataan. (Migra Sembiring)