IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Minggu, 22 September 2024

Kepala Pengamanan Rutan Kelas 1 Tanjung Kusta Siap Dicopot Bila Terbukti Pungli

KA. KPR Rutan Kelas I Medan Petrus Hutagalung saat ditemui wartawan di Rutan Kelas I Medan.

MEDAN, TOPKOTA.co – Masih seputar dugaan terjadinya pungutan liar (pungli) di Rutan Kelas 1 Tanjung Kusta Medan terhadap Napi, KA.KPR (Kepala Pengamanan Rutan) Petrus Hutagalung mengaku siap dicopot dari jabatannya, apabila terbukti adanya pungli, Minggu siang (5/7) di Rutan Tanjung Kusta.

Menurut Petrus setelah dirinya menjabat sebagai KPR, mendapat informasi bahwa Petugas Rutan ada dugaan melakukan pungli kepada Napi. Lantas menangapi hal itu, satu persatu Napi dipanggil, alhasil tidak ada satupun mengaku melakukan transaksi mencurigakan antara Napi dengan Petugas Rutan.

Untuk itu, terhadap media yang telah menerbitkan soal praktek pungli di Rutan tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak Rutan Tanjung Gusta, dinyatakan informasi tersebut bohong atau Hoax.

“Informasi yang dihimpun media itu bahwa dengan memanfaatkan jasa napi tamping berinisial K, Minggu ke dua berdinas oknum Ka. KPR langsung memanggil satu persatu napi ke ruangannya,” katanya di Media tersebut.

Dalam pemberitaan tersebut lanjutnya, seorang napi berhasil dikonfirmasi mengaku telah menyerahkan uang kepada oknum Ka.KPR sebesar RP. 5.000.000, dan dalam waktu yang singkat harus menyerahkan lagi hingga 10 juta. “Kan bisa dikatakan isi pemberitaan tersebut bisa dikatakan Hoax, masak tanpa konfirmasi langsung menuduh saya memeras napi,” ucap Petrus Hutagalung  .

Jadi melalui media ini , KA KPR Rutan Kelas I Medan ini sangat membantah keras atas tudingan yang di sampaikan kepada dirinya tentang pungli kepada napi. “Ya kalau memang terbukti saya melakukan pungli tersebut, saya siap dicopot dari jabatan saya, atau dipecat langsung pun saya siap jika terbukti melakukan pemerasan kepada napi tersebut,” ujarnya.

Beliau juga berharap kepada rekan rekan media, agar berita itu di cek dan ricek dulu kebenarannya sebelum di terbitkan. (John Ginting)

BERITA TERKINI

BERITA TERPOPULER