GUNUNGSITOLI, TOPKOTA.co – Usai menjadi bahan perbincangan masyarakat Kota Gunungsitoli Kabupaten Nias terkait mangkraknya Kapal Kargo EIYU di Pelabuhan Gunungsitoli selama 7 bulan, akhirnya Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan Kelas IV Gunungsitoli Merdi Loi SE MM “buka suara”.
Dengan mengundang sejumlah wartawan untuk diberikan keterangan, Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan Kelas IV Gunungsitoli juga mengudang pihak Perusahaan dan Perwakilan Pemilik Kapal EIYU, Jumat (20/3) sekira pukul 11.25 Wib
Dalam pertemuan itu Merdi Loi SE MM Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan Kelas IV Gunungsitoli menjelaskan, bahwa tidak ada rahasia dibalik berlabuhnya Kapal EIYU selama 7 bulan. “Di sini saya sudah hadirkan kedua belah pihak, perwakilan pemilik kapal dan pihak perusahaan dan kita teransparan menangapi hal ini,” katanya.
Beliau juga menegaskan, bahwa dirinya baru saja dilantik satu bulan yang lalu, dan sampai saat ini belum ada yang melapor kepada ABK kapal yang dirugikan. “Kalau ada saya akan proses, karena hal ini bagian dari tangung jawab pengawasan kita,
Sedangkan Nolo dari PT Sea Asih Lines yang juga merupakan agen dari kapal kargo EIYU menjelaskan, bahwa kapal ini sudah bersandar sejak bulan Agustus Tahun 2019 yang lalu. “Sebelumnya kapal ini sudah sampai sekitar bulan juli, namun bulan Agustus yang lalu berlabuh jangkar di perairan laut Pelabuhan Gunungsitoli, karena muatan semen yang diatas kapal basah dan sudah beku seperti batu, dan surat-surat tentang kapal itu sudah mati, dan belum diurus, itu sebabnya kapal tersebut tidak jalan,” tutur Nolo dari PT Sea Asih Lines.
Diwaktu yang sama Tulus Sianturi Perwakilan Pemilik Kapal Kargo EIYU menerangkan kondisi kapal, saat ini dalam keadaan rusak mesin. “Kondisi kapal saat ini dalam keadaan rusak mesin, jadi sekalian juga kita sedang merekrut ABK kapal kita yang baru,” jelasnya.
Namun pernyataan tersebut dibatah Andi Harefa Mantan Kapten Kapal EIYU yang terakhir membawa kapal tersebut. Menurutnya ada persoalan lain, yang menyebabkan kapal tersebut tidak bergerak selama 7 bulan.
“Memang kapal EIYU itu berlabu jangkar di Perairan Pelabuhan Gunungsitoli karena muatan semen yang dibawanya sudah basah dan akhirnya beku seperti batu, namun hal ini juga berefek tentang persoalan gaji yang selama ini tersendat pembayarannya, sehingga hal ini membuat mereka pidah ke kapal yang lain termasuk saya. Sampai saat ini masih ada sisa dari gaji saya yang belum dibayar,” cetus mantan Kapten Kapal EIYU itu. (FL)