IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Insiden RS Bandung Bukan Penyerangan, Kombes Hadi: Murni Penganiayaan Para Pelaku Sudah Ditahan

MEDAN, TOPKOTA.co – Polda Sumut membantah adanya penyerangan RS Bandung yang dilakukan bintara muda Dit Sabhara Poldasu.

Kabid Humas Poldasu Kombes Hadi Wahyudi mengatakan insiden di RS Bandung bukan penyerangan tapi murni penganiayaan yang dilakukan oknum polisi kepada petugas keamanan (Security) dan perawat RS Bandung.

“Tidak ada penyerangan, yang ada penganiayaan terhadap sekurity dan nakes RS Bandung,” ujar Hadi Wahyudi, Senin (7/11).

Menurut Hadi, konotasinya penyerangan tentu ada yang dirusak. Sementara yang terjadi hanya penganiayaan. “Tidak ada yang dirusak. Murni penganiayaan dan Bintara muda itu sedang dilakukan ditempat khusus Polrestabes Medan,” katanya.

Juru bicara Poldasu itu mengkronologiskan, Bripda Tito diajak pacarnya dugem ke salah satu hiburan malam. Ditempat hiburan malam itu dia mendapati pacarnya bersama dua temannya. Merekapun minum hingga mabuk.

Dalam keadaan mabuk, mereka semua beranjak ke Hotel OYO di Jalan Gajah Mada Medan. Di Hotel Oyo itu, Bripda Tito satu kamar dengan pacarnya. Sementara itu, dua teman perempuan pacar Bripda Tito berada di kamar sebelah.

Lantaran kedua wanita itu dalam kondisi mabuk, Tito kemudian mengunci pintu kamar dari luar. Namun, kedua wanita itu merasa disekap, lalu menghubungi temannya bernama Brema, yang merupakan sekuriti di RS Bandung.

Brema dan seorang temannya setiba do hotel Oyo sempat ribut dengan Bripda Tito. “Bripda Tito merasa tersinggung karena Brema mengatakan, “Sudahlah lae sama-sama securitynya kita,” ujar Hadi.

Bripda Tito mengetahui kalau Brema merupakan security di RS Bandung tatkala mereka bertengkar mulut. “Setelah Brema dan wanita temannya itu keluar dari hotel lalu Bripda Tito menghubungi teman-temannya satu angkatan. Merekapun menuju RS Bandung di Jl.Mistar,” jelas Hadi.

Juru bicara Poldasu itu mengatakan, ketika Bripda Tito dan teman-temannya tiba di RS Bandung melihat Brema sedang berdiri didepan rumah sakit tersebut. “Disitu sempat terjadi pengaiayaan hingga mengakibatkan Brema dan seorang perawat mengalami luka. Itu kejadiannya sekitar pukul.05.00 wib,” sebutnya.

Setelah kejadian itu, sambung Hadi, Bripda Tito dan teman-temannya pulang. “Rupanya, Bripda Tito kembali memanggil teman-temannya sekitar 7 orang lalu mereka kembali mendatangi RS Bandung. Ketika mereka berusaha masuk ke dalam rumah sakit dihalangi warga,” ujar Hadi lagi.

Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, tak lama setelah kejadian, dirinya bersama Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda tiba dilokasi. “Kasat Reskrim Polrestabes Medan bersama anggotanya langsung mengamankan CCTV di rumah sakit tersebut untuk mengetahui benar tidaknya pelaku anggota Polri sebagaimana yang disampaikan pihak rumah sakit. Ternyata, setelah diidentifikasi, benar kalau pelaku bintara muda dari Dit Samapta Podasu,” jelasnya.

Diapun mengaku para bintara muda yang berjumlah 8 orang sudah diamankan dan dalam pemeriksaan di Polrestabes Medan. “Usai diperiksa, mereka sudah dilakukan ditempat khusus,” imbuhnya tanpa menyebut identitas anggota polisi tersebut.

Kabid Humas mengakui akibat kejadian itu pihak RS Bandung telah membuat laporan polisi. “Laporan akan tetap kita tindak lanjuti. Proses Propam sedang berjalan,” kata Hadi.

Hadi memastikan motif peristiwa itu karena Bripda Tito merasa tidak senang disebut security. Sementara itu, informasi diperoleh, bintara muda yang melakukan penganiayaan adalah Bripda Tito IT, Bripda MFAD, Bripda DS, Bripda AS, Bripda JH, BripdaYN, Bripda AP, Bripda IS, Bripda ARP dan Bripda Pat.

Sementara ketiga wanita yang disebut-sebut mahasiswi salah satu PTN di Medan berinisial Deb, AJT dan It. (Ayu)