IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Minggu, 24 November 2024

Hingga September 2023, Kasus Sakit Jantung di Provinsi Sumut Capai 2.657 Orang

Foto ilustrasi. (Net)

MEDAN, TOPKOTA.co – Menurut data Dinas Kesehatan, jumlah kasus penyakit kardiovaskular (jantung) di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tercatat hingga bulan September 2023 mencapai 2.657 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan menyampaikan dari jumlah itu, angka tertinggi adalah di Kota Medan dengan 861 orang dan Kota Pematangsiantar 280 orang.

“Terkait usia yang rentan terkena penyakit kardiovaskular, kebanyakan adalah pada usia produktif,” ungkapnya kepada wartawan, kemarin.

Lebih lanjut Alwi mengatakan penyakit kardiovaskular termasuk penyakit tidak menular. Di mana penyakit ini merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia bahkan di dunia.

“Penyebab kematian tertinggi di dunia adalah penyakit jantung iskemik (16,17%) dan stroke (11, 59%). Sedangkan di Indonesia, penyebab kematian tertinggi adalah penyakit stroke (19,42%) dan jantung iskemik (14,38%),” katanya.

Alwi menjelaskan faktor yang mempengaruhi penyakit kardiovaskular terbagi atas dua, yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang dapat dimodifikasi.

Dia memaparkan, faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah pola makan yang sehat (diet yang seimbang), kurang aktifitas fisik, merokok dan minum alkohol. Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur, jenis kelamin, ras dan genetik.

“Jadi, kedua faktor ini sangat mempengaruhi penyakit kardiovaskular. Apabila kedua faktor ini tidak bisa dikendalikan, maka menyebabkan komplikasi misalnya ke mata, ginjal, otak bahkan penyakit sumbatan ke pembuluh darah,” jelasnya.

“Karenanya kita lebih berperan pada faktor resiko yang dapat dimodifikasi untuk pencegahan terkena penyakit kardiovaskular,” sambungnya.

Dia mengatakan, gaya hidup tidak sehat sangat berpengaruh menyebabkan faktor resiko yang dapat dimodifikasi tadi. Contohnya, kurang aktivitas fisik menyebabkan penimbunan lemak yang menyebabkan menyempitnya pembuluh darah.

“Merokok dan diet yang tidak seimbang serta minum alkohol juga merupakan faktor resiko yang mempengaruhi penyakit kardiovaskular,” sebutnya.

Alwi menuturkan, gaya hidup tidak sehat akan berdampak pada kesehatan tubuh, seperti sindrom metabolik berupa sekelompok kondisi yang meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke dan diabetes. Sindrom metabolik mencakup tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh dan kadar kolesterol yang tidak normal.

“Jadi, faktor yang dapat dimodifikasi berpengaruh lebih dari 60% mempengaruhi penyakit kardiovaskular,” sebutnya.

Oleh karena itu, Alwi mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjalankan pola hidup sehat. Yaitu dengan cara diet yang seimbang, rajin aktivitas fisik, tidak merokok dan tidak minum alkohol.

“Kemudian sering memeriksakan kesehatannya agar nantinya lebih awal mengetahui derajat kesehatan seseorang,” pungkasnya. (Ayu)

BERITA TERKINI

BERITA TERPOPULER