IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Didapuk Narasumber Dialog AK PWI, Bupati Sergai: “Gerakan Cetak Sawah  Dilakukan Secara Gotong Royong”

Bupati Sergai H Darma Wijaya saat menjadi narasumber dengan inovasi "Program Cetak Sawah Mandiri" pada Dialog AK PWI di Hotel Santika Dyandra Medan, Selasa (7/2/2023). (Foto: Endang)

MEDAN, TOPKOTA.co – Sebelum menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (AK PWI) Pusat pada puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2023, Bupati Serdang Bedagai (Sergai) H Darma Wijaya bersama 6 (enam) Kepala Daerah lainnya menjadi narasumber dengan inovasi ” Program Cetak Sawah Mandiri” pada Dialog AK PWI di Hotel Santika Dyandra, Medan, Selasa (7/2/2023).

Masing-masing para Kepala Daerah memaparkan program yang menjadi inovasinya. Dialog tersebut dipandu oleh Yusuf Susilo Hartono yang diawali dengan menyampaikan rangkaian dari kegiatan tersebut dengan harapan dapat mencapai inovasi tentang sandang, pangan dan papan.

” Dalam dialog ini nantinya diisi dengan 4 segmen yaitu; segmen pangan, papan, sandang dan diperkaya dengan berbagai kebudayaan serta beberapa informasi dari Dewan Pers”, kata Yusuf Susilo. 

Ia juga menyampaikan jika Anugerah Kebudayaan PWI ini tercetus saat HPN 2016 di Lombok Nusa Tenggara Barat hingga sampai saat ini di Kota Medan, yang merupakan tahun kelima digelarnya perhelatan akbar ini.

Saat giliran menyampaikan paparannya, Bupati Sergai H Darma Wijaya mengatakan jika luas lahan pertanian di Sergai sebanyak 40.000 Ha yang terdiri dari 30.000 Ha beririgasi dan 10.000 Ha merupakan sawah tadah hujan. 

Mengenakan busana adat Melayu, Bang Wiwik, sapaan akrab Bupati Sergai menyebut jika pada tahun 2016 areal sawah di Sergai banyak yang tergerus dan alih fungsi padi menjadi kelapa sawit. Oleh karenanya kami melahirkan Perbup tentang program cetak sawah mandiri, namun belum berjalan dengan baik, sehingga kami  menghidupkan kembali lewat program tersebut. 

Ia menceritakan bahwa dalam budaya tanam padi, sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu dilakukan acara kenduri, tampung tawar dan jamu ladang. Ini merupakan budaya yang masih terjaga hingga kini, cetusnya. 

” Alhamdulillah dengan gerakan cetak sawah mandiri, Kabupaten Sergai menjadi surplus beras. Perlu kami sampaikan juga jika gerakan cetak sawah ini dilakukan secara gotong royong. Tujuan program ini juga untuk meningkatkan peran aktif masyarakat secara perseorangan maupun kelompok dalam mengelola  usaha taninya dan menambah luas lahan sawah,” pungkasnya. 

Dikesempatan serupa, Ketua PWI Pusat Atal S Depari di hadapan seluruh yang hadir menyebut jika semua Kepala Daerah yang berhasil  meraih Anugerah Kebudayaan PWI Pusat merupakan orang-orang hebat yang mampu membuat terobosan untuk memajukan daerahnya.

“Saya berikan apresiasi kepada PWI yang Kepala Daerahnya mampu meraih penghargaan Anugerah Kebudayaan PWI Pusat. Ini merupakan upaya PWI turut memajukan kebudayaan dengan gaya kewartawanan lewat jurnalistiknya. Kemudian juga membuktikan bahwa mereka luar biasa, berinovasi tanpa harus meninggalkan sisi budaya” ujarnya sembari menambahkan jika kebudayaan ini perlu dibangun dan dioptimalkan lagi.

Restu Gunawan Direktur PTLK Kemenbudristek menyampaikan kebudayaan bahwa perlu pengembangan yang maksimal dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia. 

“Seluruh yang disampaikan oleh para Kepala Daerah terkait tentang pangan, papan maupun sandang merupakan hal yang luar biasa. Terkhusus untuk PWI sangat kami apresiasi karena telah menggelar kegiatan seperti ini,” tutupnya. 

Muhammad Zainal Arifin Sekjen PUPR mengutarakan kegiatan ini umpama setetes air di padang pasir. Hal ini identik dengan infrastruktur, sarana prasarana yang berhubungan dengan benda-benda keras seperti beton dan lainnya, ujarnya.

” Ada bagian-bagian yang sangat penting seperti kearifan lokal yang tidak bisa kita lupakan. Seperti halnya keberagaman dalam membangun infrastruktur, dilaksanakan tanpa harus meninggalkan hal-hal penting yang bernilai budaya,” jelasnya.

Terakhir Ia mengucapkan terimakasih kepada PWI atas waktu dan kesempatan dapat bertatap muka di forum yang dikemas dengan berbeda dan tentunya luar biasa, tutupnya. 

Ketua Dewsn Pers Ninik Rahayu mengutarakan bahwa upaya PWI dalam pemberiam Anugerah Kebudayaan dalam konteks  jurnalistik merupakan hal yang luar biasa. 

Ia mengatakan bahwa dalam analisis Dewan Pers, konten yang dilakukan oleh jurnalis yang paling sedikit porsinya adalah kebudayaan. Oleh karenanya, karya jurnalistik yang harus dikulik saat ini adalah tentang kebudayaan,” tandasnya.

Adapun para Kepala Daerah yang turut menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut diantaranya;  Bupati Halmahera Selatan, Usman Sidik dengan judul proposalnya Inovasi Kopra Putih di Halmahera Selatan, Bupati Sleman Hj. Kustini Sri Purnomo dengan judul inovasi Batik Sinon Salak Sleman Berbasis Kearifan lokal, Bupati Kuningan H Acap Purnama dengan judul Ngarumat Budaya Kuningan, Ngariksa Alam Mapag Swasembada Pangan, Walikota Medan Bobby Nasution dengan judul Digitalisasi Produk Sandang, Bupati Indragiri Hilir HM Wardan dengan judul Kelapa yang Membudaya dan Bupati Agam Adri Warman dengan judul Strategi Kebudayaan dalam Menjaga Hutan sebagai Ketahanan Pangan.

Sedangkan Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Malang Moh. Sanusi dan Bupati Pesawaran H Dendi Ramdhona berhalangan hadir. 

Turut serta dalam kegiatan, Dewan Juri AK PWI, DR. Nungki Kusumastuti, dan kritikus seni rupa Agus Dermawan T. Ikut mendampingi Bupati Sergai, Asisten Pemerintahan dan Kesra Nina Deliana Hutabarat, S.Sos, M.Si, Kadis Kominfo Drs H Akmal, AP, M.Si, Kadis Parbudpora Drs Zulfikar, Sekretaris Dinas Pertanian, Romian P Siagian, S.STP, M.Si,  mewakili Dinas Ketapang serta rombongan kepengurusan PWI Sergai. (End)