ASAHAN, TOPKOTA.co – Bupati Asahan diwakili Asisten Ekonomi Pembangunan Drs Muhilli Lubis membuka secara resmi Bimbingan Teknis/Sosialisasi Implementasi Perizinan Berusaha Berbasis Resiko, yang turut dihadiri Kepala Dinas Perizinan Kabupaten Asahan Darwin Idris Nasution SSTP, dan para tamu undangan Pelaku Usaha, Selasa (14/06/2022).
Kepala Dinas Perizinan Kabupaten Asahan H Darwin Idris Nasution SH M.AP dalam laporannya mengatakan maksud dan tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan pelaku usaha mengenai ketentuan perizinan berusaha sebagai dampak dari di berlakukannya Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta kerja.
Selanjutnya, untuk meningkatkan capaian realisasi penanaman modal melalui sajian laporan penanaman modal secara online oleh setiap pelaku usaha, dan meningkatkan kepatuhan pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Sementara itu, sambutan Bupati Asahan yang di sampaikan oleh Drs Muhili Lubis mengatakan, dalam rangka untuk meningkatkan investasi, kemudahan berusaha dan penyederhanaan proses perizinan serta memberikan perhatian yang lebih besar pada peran usahan mikro dan kecil, pemerintah Indonesia melakukan terobosan dengan mengesahkan Omnibus Law yaitu Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang cipta kerja. Dengan tujuan pengesahan undang-undang tersebut salah satu diantaranya adalah untuk mendorong kemudahan berusaha dengan sistem perijinan yang sederhana.
Dikatakannya, penyelenggaraan perizinan berusaha mengalami perubahan total, penyelenggaraan perizinan berusaha tidak lagi berbasis izin, namun berbasis risiko dan semuanya diproses melalui aplikasi perizinan terintegritas secara elektronik yang kita kenal dengan istilah OSS-RBA (Online Singel Submission Risk Base Approach) , dalam aplikasi tersebut telah ditanamkan Smart Engine yang akan memetakan jenis perizinan berdasarkan tingkat risiko dan skala usaha, sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Adapun perizinan berusaha tersebut dapat dikelompokkan, perizinan berusaha dengan risiko rendah cukup hanya memiliki Nomor Induk Berusah ( NIB) sekaligus sebagai Tanda Daftar Perusahan (TDP). Kemudian perizinan berusaha dengan risiko menengah rendah, yaitu dengan memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat Standart (SS). Perizinan berusaha dengan risiko menengah tinggi yaitu dengan memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dengan sertifikat standart terverifikasi dan perizinan berusaha dengan risiko tinggi yaitu dengan memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan izin.
“Saya berharap para peserta pelaku usaha bimbingan teknis/sosialisasi implementasi perizinan berusaha berbasis risiko dapat memahami mekanisme dan proses perizinan berusaha saat ini,” ujar Muhili mengakhiri sambutannya. (Dad)