IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Beroperasi di Lingkungan Padat Penduduk, Pabrik Pengolahan Kopi Resahkan Warga

Pabrik pengolahan kopi merek "AS" yang beroperasi di kawasan padat penduduk Komplek Asia Mega Mas Kelurahan Sukaramai 2 Kecamatan Medan Area Kota Medan Sumatera Utara, Rabu (29/3/2023). (Foto: Rudi)

MEDAN, TOPKOTA.co – Pabrik pengolahan kopi merek “AS” yang beroperasi di kawasan padat penduduk Komplek Asia Mega Mas Kelurahan Sukaramai 2 Kecamatan Medan Area Kota Medan Sumatera Utara, diduga telah menimbulkan pencemaran lingkungan akibat asap yang keluar dari pabrik.

Berdasarkan amatan Wartawan, Rabu (29/03/2023), saat pabrik ini beroperasi sering menimbulkan debu, sehingga kondisi udara di lingkungan tersebut tercemar. Akibatnya, debu dan asap dari pabrik kopi ini menempel di atap seng rumah warga yang berada lingkungan tersebut, dan membuat atap rumah menjadi kotor dan mengganggu pernafasan warga sekitar.

Warga sekitar selalu mengeluh dengan keberadaan pabrik pengolahan biji kopi yang diduga milik Louho yang ada di tengah pemukiman penduduk ini.

Menurut salah satu warga, keberadaan pabrik untuk pengeringan dan penggilingan mengelolahan biji kopi tersebut dinilai warga tidak layak beroperasi lagi, karena berada di tengah pemukiman padat penduduk.

“Kami yang tinggal di sekitar pabrik sangat terganggu dan resah dengan keberdaan pabrik kopi tersebut. Diminta kepada pemerintah khususnya Pemko Medan agar pabrik tersebut ditertibkan, karena menimbulkan dampak terhadap kesehatan lingkungan, seperti polusi udara akibat limbah debu dari kulit kopi,” kata warga sekitar yang tidak mau menyebutkan namanya.

Pabrik pengolahan kopi merek “AS” yang beroperasi di kawasan padat penduduk Komplek Asia Mega Mas Kelurahan Sukaramai 2 Kecamatan Medan Area Kota Medan Sumatera Utara, Rabu (29/3/2023). (Foto: Rudi)

“Tolong Pak Bobby Afif Nasution, agar segera pabrik tersebut ditindak dan pengoperasian selalu menghasilkan limbah debu, dan sisa kulit kopi bertebaran terbawa angin menyebabkan warga sering merasakan sesak nafas, apalagi para anak- anak sering bermain di lokasi ini, sangat menganggu sekali pabriknya di seputaran lokasi pemukiman warga,” tambah warga.

Lanjutnya, suara mesin kopi yang bising ditambah lagi dengan adanya getaran sangat mengganggu warga, serta pencemaran limbah dari bekas oli mesin yang timbul mengakibatkan pencemaran lingkungan . “Karena saluran drainase limbah pabrik tersebut bergabung dengan saluran pipa pembuangan air milik rumah warga,” ungkap dia.

Sementara, salah seorang pekerja pabrik yang ditemui di lokasi berusaha mengelak saat ditemui wartawan. Wanita berhijab yang sudah 7 tahun bekerja di pabrik tersebut mengatakan kalau pemilik pabrik sedang tidak berada di lokasi. “Maaf bang, kami sudah mau tutup. Bapak sedang keluar,” jelasnya.

Lurah Sukaramai II Zulfikar Rambe yang dihubungi wartawan mengaku belum mengetahui adanya keberadaan pabrik kopi tersebut, karena dia baru sebulan lebih menjabat dan belum ada menerima informasi soal itu. “Sekarang juga saya akan cek. Saya baru sebulan lebih di sini, jadi belum mengetahui keberadaan pabrik tersebut,” tukasnya.

Sedangkan Camat Medan Area Irfan Arsadi Siregar saat dikonfirmasi terkait keberadaan pabrik pengolahan kopi belum bisa menjawab, karena masih diluar kantor. “Bentar bang, masih di luar saya,” ucap Camat Medan Area Irfan. (Rudi)