IKLAN - SCROLL UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Alat Penunjang Operasional di Pelabuhan BNCT Belawan “Kerap Rusak”

MEDAN, TOPKOTA.co – Pelabuhan Internasional BNCT Belawan yang terkesan berkelas, ternyata “berbanding terbalik” dengan kondisi di lapangan. Pasalnya, alat penunjang operasional di pelabuhan tersebut diduga kerap rusak.

Kondisi “kerapnya rusak” alat-alat kerja seperti Armada Head Truk (ITV), beberapa RTG di Terminal B, dan Cren ARTG di Terminal A, serta seringnya terjadi banjir pada lantai dermaga saat hujan turun, dan lainnya, tentunya dikeluhkan para pekerja.

Meski kerusakan pada alat penunjang operasional di pelabuhan internasional itu, sering dikeluhkan oleh para pekerja Tenaga Alih Daya (TAD) atau pekerja PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu), bahkan para pengemudi truck eksternal yang tergabung di dalam wadah Persatuan Supir Truck Pelabuhan (PSTP), sepertinya tak membuat pihak perusahaan bergeming.

Bahkan, beberapa waktu sebelumnya para pekerja tersebut telah menggelar aksi demo memprotes pelayanan, namun sepertinya kurang mendapat respon positif dari pihak manajemen.

“Buruknya pelayanan, alat yang kurang maksimal serta kondisi dermaga internasional yang kupak kapik, menjadi tanda tanya besar bagi kami. Seolah-olah selama pelabuhan ini dikelola BNCT, tidak mendapat untung,” ujar pekerja baru-baru ini.

BACA JUGA:  Polsek Labuhan Ruku Ringkus Penulis Togel dari Warung Kopi

Para pekerja TAD/PKWT ini merupakan pekerja di anak perusahaan PT Pelindo bernama PT Pelindo Daya Sejahtera (PDS) dan ditempatkan untuk bekerja di PT BNCT (Belawan New Container Terminal) selaku mitra kerja perusahaan PT PDS.

Sementara, PT BNCT sendiri adalah merupakan perusahaan konsorsium PT INA dan PT Dubai Port World (DPW) yang merupakan sebuah perusahaan dari negara Dubai, Uni Emirat Arab.

Menurut mereka, jumlah pekerja dan jumlah armada truk internal di pelabuhan internasional BNCT dibanding dermaga domestik (antar pulau) yang berada di sebelahnya, juga dinilai kurang memadai.

Sehingga beber mereka, kerap terjadi antrian bongkar muat kapal di dermaga internasional (dwelling time), namun selalu pekerja yang di salahkan.

Dweling time merupakan indikator penting untuk mengukur efisiensi operasional pelabuhan. Waktu tunggu yang terlalu lama dapat menyebabkan biaya logistik yang lebih tinggi dan menghambat kelancaran arus barang.

Terpantau di lapangan baru-baru ini, terlihat beberapa kali terjadi antrian truk mengangkut kontainer yang sangat panjang untuk masuk ke Terminal A. Antrian mulai sore hingga malam hari. Antrian serupa terjadi beberapa kali dalam seminggu terakhir.

BACA JUGA:  Polsek Medan Area Amankan Pelaku Curanmor Dari Amukan Massa

Selain itu, kondisi lantai permukaan dermaga Terminal B juga banyak yang mengalami kerusakan (kupak kapik)a, dan tampak lantai dermaga di Terminal A yang amblas dan saat ini sedang diperbaiki BNCT.

Humas/Corporate Secretary BNCT, Rizki Affandi Nasution, ketika dikonfirmasi via selulernya, Kamis (24/7/2025) lalu terkait sejumlah permasalahan tersebut, belum bersedia memberi tanggapan.

Rizki Affandi malah membuat realis berita soal kinerja baik BNCT yang disampaikan kepada beberapa wartawan untuk dipublikasikan.

Hal ini dilakukannya diduga untuk mengcounter berita kritikan tentang BNCT yang dilansir media ini beberapa edisi pada waktu sebelumnya.

Sementara itu, Regional Manager Sumatera PT PDS, Roswita, di kantor Pusat Jalan Perak Timur No. 620, Perak Utara, Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya, Jawa Timur, saat dihubungi, Selasa (29/7/2025), juga belum terkonfirmasi. (Ayu)