IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Tahun 2024, Kasus Stunting di Kabupaten Sergai Ditargetkan Selesai Ditangani

Kepala Dinas P2 P2KBP3A Dr Helminur Iskandar Sinaga Mkes MHKes CPHM. (Foto: Endang)

SERGAI, TOPKOTA.co – Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standard.

Di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) Provinsi Sumatera Utara, dari data yang dihimpun di Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A), jumlah anak penderita stunting hingga bulan Agustus 2023 berkisar 639 orang. Jumlah ini sudah mengalami penurunan dibanding tahun 2022 yang lalu sebanyak 140 orang, yang awalnya berjumlah 779 orang.

Berhasilnya Kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat ini menurunkan angka stunting ini pun mendapat apresiasi dan penghargaan dari sejumlah pihak, diantaranya:

  1. Penghargaan Kategori Laporan TPPS Semester 1 Tahun 2023 yang diterima Wakil Bupati H Adlin Umar Yusri Tambunan ST MSP.
  2. Penghargaan Kategori Technical Assistant dengan Kriteria Konsultasi Terbaik yang diterima Julfa Rahma SE.
  3. Penghargaan Kampung KB Pekan Tanjung Beringin Terbaik II Kompetisi Kreasi Menu Bergizi Dashat Tahun 2023 yang diterima Ani Riswani.
  4. Penghargaan Terbaik III Lomba kampung KB Desa Pon Kec. Sei Bamban.
  5. Penghargaan Harapan I Apresiasi Tenaga Lini Lapangan Terbaik Kategori Kader IMP Kec. Bintang Bayu yang ditgerima Elisa Ayu Pradewi Purba.
  6. Penghargaan Terbaik I Apresiasi Tenaga Lini Lapangan Terbaik Kategori Penyuluh KB ASN Kec. Pegajahan Desi Nurhayati Daulay SKM.
  7. Penghargaan Terbaik I Apresiasi Tenaga Lini Lapangan Kategori Penyuluh KB Non ASN Kec. Teluk Mengkudu yang diterima Yusriani AMd.
  8. Penghargaan Tanda Kehormatan Manggala Karya Kencana (MKK) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI yang diterima Bupati Serdang Bedagai H Darma Wijaya dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Serdang Bedagai Ny Rosmaida Darma Wijaya.

Turunnya angka penderita stunting ini tidak terjadi begitu saja, sejumlah program telah digalakkan Pemerintahan Kabupaten Serdang Bedagai untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya melalui setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yang diwajibkan membuat program untuk mengatasi dan menurunkan stunting di Kabupaten Serdang Bedagai.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas P2 P2KBP3A Dr Helminur Iskandar Sinaga Mkes MHKes CPHM kepada Topkota.co, di ruang kerjanya beberapa hari yang lalu.

Dr Helminur menjelaskan bahwa penanganan stunting ini berdasarkan Perpres No.72 Tahun 2021, yang diprioritaskan pelaksanaannya hingga tahun 2024.

Di Kabupaten Sergai sendiri, untuk mengatasi masalah stunting ini telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting yang diketuai Wakil Bupati Serdang Bedagai H Adlin Umar Yusri Tambunan, dan bersekretariat di Kantor Dinas P2KBP3A Kabupaten Sergai.

Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Sergai saat menggelar sosialisasi dan penyuluhan kepada orang tua dan bayi penderita stunting. (Foto: Endang)

Adapun program-program untuk menunjang penurunan angka stunting di Kabupaten Sergai sendiri, diantaranya bantuan PKH dari Dinas Sosial, pemberian makanan tambahan dari Dinas P2KBP3A, dan bantuan lainnya dari sejumlah OPD.

“Ada sejumlah program yang kita jalankan, yakni ada yang berbentuk spesifik dan sensitif. Untuk program spesifik ini berupa pengobatan kepada penderita stunting. Misalnya anak itu sudah stunting, jadi kita bantu dengan memberikan makanan tambahan seperti makanan lokal, ikan dan telur, untuk mencukupi gizi dan nutrisinya. Sedangkan program yang berbentuk sensitif ini, yakni mencari keluarga-keluarga beresiko stunting untuk mencegah anak yang baru lahir mengalami stunting, dengan cara memberikan makanan bernutrisi dan bergizi kepada ibu hamil,” terang Dr Helminur.

Seorang ibu saat memberikan makanan tambahan bergizi kepada anaknya saat kegiatan sosialisasi dan penyuluhan tentang stunting yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Sergai. (Foto: Endang)

Saat pemberian makanan bernutrisi dan bergizi kepada anak penderita stunting maupun ibu hamil beresiko stunting, pihaknya juga memberikan sosialsiasi dan penyuluhan. “Ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang penyebab stunting pada anak, serta cara mencegah kondisi ini agar tidak terjadi pada pertumbuhan mereka,” katanya.

Penyuluhan dimulai dengan pemaparan mengenai penyebab stunting pada anak. Para peserta dijelaskan mengenai faktor-faktor seperti gizi buruk, kurangnya asupan nutrisi, serta perawatan yang tidak memadai yang dapat berkontribusi terhadap kondisi ini. “Pengetahuan ini diharapkan dapat membantu para orangtua dalam mengidentifikasi tanda-tanda awal stunting dan mengambil tindakan pencegahan,” terangnya lagi.

Tidak hanya itu, penyuluhan juga memberikan informasi tentang cara-cara mencegah stunting pada anak. Beberapa langkah praktis seperti memberikan makanan bergizi seimbang, mengikuti imunisasi, serta memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan dan kebersihan anak, menjadi fokus utama dalam sesi ini. “Tim KB Serdang Bedagai turut memberikan panduan praktis yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.

Lanjutnya, selain sejumlah OPD yang ikut bahu membahu mengatasi masalah stunting, Dr Helminur juga mengapresiasi sejumlah perusahaan yang ada di Kabupaten Sergai yang turut membantu penanganan ini.

“Salah satunya perusahaan dari PT Alfafarm yang memberikan bantuan makanan berupa ikan untuk 4 kecamatan di Kabupaten Sergai, diantaranya Pantai Cermin, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Perbaungan. Di 4 kecamatan ini ada 144 balita stunting yang mereka bantu kebutuhan nutrisinya sampai akhir tahun 2023 ini,” ujar Kadis sembari menambahkan pihaknya juga mendapat bantuan dari sejumlah organisasi dan pihak gereja melalui program Bapak Anak Asuh Stunting.

Untuk menuntaskan kasus stunting ini, Pemkab Sergai juga mengalami kendala, diantaranya mencari orang tua yang anaknya menderita stunting. “Untuk mengatasi ini, kami berkeinginan agar pemerintahan di desa dan kecamatan terus aktif mengakumalasi jumlah penderita stunting di setiap wilayahnya,” kata Kadis.

Seorang ibu saat memberikan makanan tambahan bergizi kepada anaknya saat kegiatan sosialisasi dan penyuluhan tentang stunting yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Sergai. (Foto: Endang)

Selain itu, pihaknya juga berharap agar para orangtua yang memiliki anak penderita stunting ikut membantu pemerintahan mengatasi ini. “Selain dibantu dengan bapak anak asuh stunting, pihak keluarga juga dapat berinisiatif untuk mendapatkan nutrisi tambahan untuk anaknya, seperti jika ada perkarangan rumah, diharapkan para orangtua dapat menanam sayur atau berternak ayam. Imbauan ini juga sudah dicetuskan ke setiap desa-desa,” terang Kadis.

Dengan kerjasama antara pemerintahan dan masyarakat, Kadis P2KBP3A Kabupaten Sergai ini optimis bahwa di akhir tahun 2023 ini, penurunan stunting akan tercapai sekitar 16 persen. “Di tahun 2023 ini kami berharap target yang tercapai sekitar 16 persen dari 21,1 persen dari target tahun ini, namun mudah-mudahan bisa turun sekitar 5 persen lagi,” tutupnya.

Perhatian Pemkab Sergai Luar Biasa

Kinerja dan perhatian Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam mengatasi masalah stunting dinilai luar biasa. Hal ini disebutkan Kepala UPT Puskesmas Desa Pon drg Meri Kristiani Ginting MKes, saat ditemui Topkota.co di ruang kerjanya.

Beliau juga meyakini, bahwa target Bupati Sergai H Darma Wijaya untuk mengatasi masalah stunting di tahun 2024 mendatang, mudah-mudahan tercapai.

“Saya juga perpanjangan tangan bapak Bupati untuk melaksanakan mengintervensi kegiatan stunting ini, kalau Pemkab Sergai luar biasa perhatiannya, dan kami selalu difollow dari capaian data, baik itu untuk bantuan makanan. Dan dari ibu PKK sendiri juga turun mengajari masak kepada ibu-ibu yang bayi-bayi terkena stunting, agar asupan makanan bayinya dapat terjaga gizi dan nutrisnya,” katanya.

drg Meri juga menyampaikan sejumlah tahapan yang dilakukan Pemkab Sergai dalam mengatasi stunting ini kedapannya, yakni dimulai dari pembinaan remaja putri yang usianya menginjak dewasa.

Kepala UPT Puskesmas Desa Pon drg Meri Kristiani Ginting MKes. (Foto: Endang)

“Harapan kita tidak hanya mengintervensi yang kena stunting, tapi kita mempersiapkan agar bayi yang lahir itu tidak stunting, itu yang diharapkan bupati kepada kami yang bekerja di lapangannya. Kami ke sekolah-sekolah mengajari remaja putri mempersiapkan diri menjadi ibu yang siaga yang siap melahirkan generasi berikutnya,” terangnya.

drg Meri juga mengatakan Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sergai ini juga bekerjsama dengan seluruh pihak dalam menangani kasus stunting. “Kita juga bekerjasama dengan KUA (Kantor Urusan Agama), dengan memberikan penyuluhan untuk tidak menikah dini minimal di bawah 20 tahun, dan memberikan penyuluhan kepada adik-adik remaja agar jangan berfikir cepat menikah. karena bagi ibu muda yang melahirkan, kita akan takut generasi berikutnya tidak terkontrol dengan baik, dan itu sangat difollow oleh Ibu Bupati, Ibu Wakil Bupati dan Ibu Sekretais Daerah, bahkan Ibu Bupati terus turun ke Posyandu untuk mengingatkan kami, menanyakan apa saja yang sudah kami lakukan untuk menangani stunting ini,” terangnya.

Drg Meri juga mengatakan pemeriksaan kesehatan yang diberikan kepada calon pengantin juga sangat dibutuhkan untuk menangani kasus stunting ini. “Harus ada surat kesehatan untuk menikah bahwa dia layak sehat, siap untuk menjadi ibu, karena stunting ini harus difollow dari awal. Namun untuk sekarang, bagi penderita stunting kita beri makanan tambahan bergizi dibarengi kegiatan olahraga fisik dan itu dapat lebih baik, tapi akan lebih baik ketika mulai dari ibu yang hendak menikah,” terangnya.

Beliau juga berharap dari tim semua lini di Pemkab Sergai ini dapat bekerjasama untuk menyehatkan generasi berikutnya. “Butuh dukungan ibu-ibu untuk selalu menjaga kehamilannya dengan memeriksakannya ke puskesmas, supaya diketahui ada gangguan atau tidak, dan begitu juga kepada calon pengantin untuk dapat memeriksa kesehatan,” ujarnya.

Beliau juga mengatakan bahwa Bupati Sergai H Darma Wijaya berkeinginan target stunting dapat diselesaikan di tahun 2024. “Target Bupati 2024 selesai ditangani, paling tidak wajib dibawah 12 persen,” tutupnya. (Endang)

BERITA TERKINI

BERITA TERPOPULER