IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Polres Kuansing Bersama Tim BKSDA Riau Lakukan Nekropsi Kematian Seekor Tapir

KUANSING, TOPKOTA.co – Polres Kuansing bersama Badan Konserfasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, Selasa (15/12/2020) melakukan nekropsi (bedah) terhadap satu ekor Tapir jenis hewan dilindungi yang sebelumnya ditemukan mati oleh warga desa perhentian luas, Kecamatan Logas Tanah Darat (LTD), Kuansing. Nekropsi itu dilakukan untuk mengetahui penyebab matinya hewan tersebut.

Pada kegiatan nekropsi tersebut, dihadiri langsung oleh Kasat Reskrim Polres Kuansing AKP Marudut Tua, SH, Kapolsek LTD IPTU Rafidin Lumban Gaol, beserta jajarannya, dan Kepala Desa Perhentian Luas Martunus. Sementara dari tim BKSDA Riau, mereka menurunkan Dokter hewan dan petugas pengolah data.

Kapolres Kuansing AKBP Henky Poerwanto, SIK, MM melalui Kasat Reskrim AKP Marudut Tua mengatakan, informasi matinya tapir ini diketahui pihaknya dari postingan akun facebook atas nama “Bang Doen” yang mana pada akun itu terlihat unggahan beberapa foto tapir tersebut. Foto tersebut diunggah pada akun tersebut, Senin (14/12/2020).

Menindak lanjuti info tersebut, kemudian dikatakan personel Polsek Logas Tanah Darat melakukan penyelidikan dan dari hasil penyelidikan ditemukan adanya bangkai satu ekor Tapir dengan kondisi badan telah membengkak dan mengeluarkan aroma tak sedap. Penemuan tapir itu diareal kebun karet milik salah satu warga setempat, Syawaludin.

“Ya, sebelumnya kita mendapatkan info ada seekor tapir yang dalam kondisi sudah mati diposting di akun facebook warga. Karena tapir ini jenis hewan dilindungi maka kami lakukan penyelidikan ke lokasi kejadian. Dan memang benar ditemukan tapir itu sudah mati dan sudah mulai membusuk.

Langkah selanjutnya untuk mengetahui penyebab kematiannya, hari ini kami bersama Tim BKSDA melakukan nekropsi kepada bangkai tapir yang ditemukan dikebun karet milik salah seorang warga LTD tersebut,” ujar AKP Marudut didampingi Kapolsek LTD Rafidin Lumban Gaol.

Sementara Kapolsek LTD AKP Rafidin menambahkan, dari hasil nekropsi dapat disimpulkan bahwa penyebab kematian tapir tersebut diduga karena trauma fisik yang luka pada rongga sebelah kanan. Faktor lainnya adalah adanya peradangan pada ginjalnya.

“Jadi dari hasil nekropsi dapat disimpulkan tapir itu mati karena trauma fisik.Karena pada organ dalam tidak ditemukan adanya bekas luka akibat benda tajam, selain itu juga tidak ditemukan proyektil atau benda lain yang menyerupai proyektil. Saat ini tapir dengan panjang 2 meter dan tinggi 1 meter itu telah dikubur oleh warga setempat,”pungkas Rafidin singkat(joni)

BERITA TERKINI

BERITA TERPOPULER