TOPKOTA.co – Pendidikan dan ilmu pengetahuan merupakan faktor utama dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui pendidikan yang bermutu.
Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan mengadakan perubahan kurikulum, yaitu dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau kurikulum 2004 menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006 dan sekarang ke kurikulum 2013.
Ada perbedaan yang mendasar dari ketiga kurikulum tersebut yaitu, jika KBK disusun oleh pemerintah pusat maka KTSP disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan dengan tetap mengacu pada standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Dalam kegiatan belajar mengajar guru hendaknya lebih kreatif dalam memilih metode- metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan peserta didik serta kondisi lingkungan. Pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan diharapkan akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi tersebut. Selain itu peserta didik bisa lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar.
Selama ini peserta didik selalu terkondisikan untuk menerima informasi apa adanya, sehingga peserta didik cenderung pasif dan menunggu diberi informasi tanpa berusaha menemukan informasi tersebut. Hal itu menyebabkan peserta didik hanya mampu untuk menghapal tanpa memahami materi yang telah diterimanya.
Maka dari itu agar peserta didik lebih bisa lagi mengembangkan kreatifitasnya diperlukan sebuah metode pembelajaran yang tepat dan dapat menekankan keaktifan peserta didik. Dengan diterapkannya variasi metode pembelajaran diharapkan akan menumbuhkan motivasi dan minat peserta didik dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Selain itu metode pembelajaran yang bervariasi akan lebih meningkatkan keaktifan peserta didik serta membuat peserta didik dapat lebih memahami materi yang diberikan sehingga bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu metode pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan peserta didik adalah metode pembelajaran kooperatif model NHT (Numbered Heads Together).
Menurut Anita Lie (2004:59), Numbered Heads Together adalah metode pembelajaran dengan sistem penomoran yang mengutamakan pola interaksi antar peserta didik yang terbentuk dalam kelompok peeserta didik dan selalu bekerjasama secara kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
Untuk lebih mengetahui keefektifan metode tersebut peneliti mencoba untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas di SMKS Dharma Bhakti Siborongborong. Sekolah ini dipilih karena peneliti termasuk guru di sekolah tersebut yang mengasuh mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan.
Hasil Penelitian Tindakan Kelas pada SMKS Dharma Bhakti Siborongborong, bahwa penggunaan metode pembelajaran Numbered Heads Together yang dilaksanakan selama dua siklus dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas XII Akuntansi 2, mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan.
Peningkatan prestasi belajar peserta didik ditunjukkan dengan meningkatnya nilai ulangan harian setiap siklus. Sebelum Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan, peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan KKM adalah 40,63%. Pada siklus I persentase prestasi belajar peserta didik yang mencapai KKM 56%. Kemudian pada saat dilakukan pembelajaran siklus II, prestasi belajar peserta didik meningkat menjadi 81,25%.
Hal ini menunjukkan persentase nilai peserta didik mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pembelajaran dengan model Numbered Heads Together memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dalam setiap siklus.
Penerapan pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik untuk mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan, hal ini ditunjukan dengan antusias peserta didik yang menyatakan bahwa peserta didik tertarik dan berminat dengan pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together sehingga mereka menjadi termotivasi dan dapat meningkatkan hasil belajar.
Penulis: Readi Lumbantoruan SPd, Mahasiswa PPG Tahap II LPTK UMSU dan Guru SMKS Dharma Bhakti Siborongborong