IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Minggu, 24 November 2024

Singgung Etnis Melayu di Medsos, Camat Sei Balai Dipanggil DPRD Batubara

Camat Sei Balai bersama Sejumlah Tokoh Etnis Melayu usai mengikuti RDP di DPRD Batubara.

BATUBARA, TOPKOTA.co – Gara – gara menyinggung kegiatan “Bertanjak” suku Melayu di akun Facebook (medsos) beberapa pekan lalu, seorang oknum Camat Sei Balai Hanafi SH harus berhadapan dengan Etnis Melayu melalui sejumlah tokoh adat Melayu dan para wakil rakyat di DPRD Batubara.

Rapat Dengar Pendapat ( RDP) yang digelar dipimpin Ketua Komisi III DPRD Batubara Amat Muktas dihadiri Ketua DPRD Batubara Safi’ SH dan anggota Komisi III antara lain Muklis Bahtin, Andi Lestari, Mukhsin dan anggota Komisi lainnya, Senin, (28/09). RDP menghadirkan pengurus Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Kabupaten Batubara dipandu Tn Mustofal Akhyar SPdi dan sejumlah Kepala Desa se-Kecamatan Sei Balai.

Ketua DPRD Batubara Safi’I SH, kepada wartawan usai RDP mengatakan, pihaknya menjalankan tugas tentang boomingnya komentar Camat Sei Balai di media sosial, bila tidak segera diselesaikan akan menjadi “bola panas”.

“Semula memang ada asumsi negatif namun dari RDP yang digelar sudah dapat diselesaikan dengan baik. Camat Sei Balai mengakui komentarnya tidak ada niat yang negatif. Itu karena ketidakpahamannya tentang “Bertanjak”, kata Safi’i.

Sebelumnya, menurut hemat salah seorang anggota DPRD Batubara dari Partai PBB Edy Syahputra menyebutkan, unggahan tersebut dapat menimbulkan sentimen Etnis dan menebarkan rasa kebencian di tengah masyarakat. “Bahwa pernyataan seperti pada akun tersebut tidak pantas dibuat oleh seorang pejabat publik,” Cetus Edy.

Pemilik akun Camat Sei Balai Hanafi,SH mengaku komentarnya tidak ada niat untuk menghina atau tidak menghargai adat istiadat Melayu di bumi Batubara. “Dalam forum saya sudah menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Melayu di Batubara, dan permohonan maaf juga akan dibuat secara tertulis,” ujar Hanafi.

Terkait komentarnya di medsos menurut Hanafi, itu hanya karena dirinya ingin tahu apa maksud “Bertanjak”. “Saya tidak tahu sama sekali, setelah dikasih tahu rupanya “Bertanjak” (tengkuluk) adalah topi mahkotanya orang Melayu, saya juga berjanji akan membuat postingan beberapa hari tentang permohonan maaf di medsos,” sebut Hanafi.

Sementara pengurus MABMI Batubara Mustofal Akhyar SPdi menjelaskan, karena sudah ada permohonan maaf dari Camat Sei Balai, maka selaku etnis Melayu yang menjunjung tinggi adat istiadat telah memaafkan dan menganggap masalah ini sudah selesai. “Namun perlu diketahui sekali, bahwa tanjak panjang itu adalah topi mahkotanya orang Melayu, jadi, yang besar persoalan dikecilkan, yang kecil kita hapuskan,” pungkas Mustofal Akhyar. (Solong)

BERITA TERKINI

BERITA TERPOPULER