IKLAN - SCROLL UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Selasa, 18 November 2025

Bupati Morowali Dipuji Terbuka di Rakor, Contoh Daerah Berani dan Berbasis Data

MOROWALI, TOPKOTA.co – Kabupaten Morowali kembali menjadi pusat perhatian. Dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2025 di Sulawesi Tengah, Morowali tampil sebagai daerah yang paling disorot berkat rangkaian hat-trick prestasi yang diraih dalam waktu berdekatan.

Setelah sebelumnya meraih penghargaan penurunan angka stunting dan penguatan sektor kesehatan dari Kompas TV, kini Bupati Morowali, Iksan Baharudin Abdul Rauf kembali mendapat apresiasi langsung dari Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid. Pujiannya disampaikan secara terbuka di hadapan seluruh kepala daerah dan peserta rakor.

“Saya mengapresiasi Bupati Morowali yang tidak percaya begitu saja dengan angka kemiskinan. Dia bikin gerakan, buat survei sendiri. Itu baru namanya. Mindset seperti ini harus dimiliki semua bupati,” tegas Gubernur Anwar Hafid, menjadikan Morowali satu-satunya kabupaten yang dipuji secara khusus dalam forum tersebut, di Hotel Estrella, Luwuk, Senin (17/11).

Anwar Hafid juga menyoroti gebrakan Morowali yang berani melakukan survei mandiri untuk memastikan ketepatan data kemiskinan. Hasilnya, jumlah warga miskin turun dari 11.000 menjadi 6.000 orang—sebuah pencapaian yang menjadi bahan diskusi hangat di rakor.

BACA JUGA:  Koramil 1311-06/Bungku Utara Hadiri Ekspos dan Pengesahan Program Penyuluhan Pertanian Tahun 2026

“Ini memalukan kalau Sulteng masih 10 persen angka kemiskinannya, sementara Morowali bisa membuktikan angka itu turun jauh,” ujar Anwar Hafid dalam forum tersebut.

Tak hanya soal angka, tetapi juga tentang ketepatan sasaran bantuan sosial. Pengalaman Bupati Iksan menemukan warga miskin yang tidak terdata menjadi contoh nyata pentingnya pembenahan data.

Dengan sorotan positif ini, Morowali kembali menegaskan dirinya sebagai daerah yang progresif, inovatif, dan menjadi rujukan dalam pencapaian program prioritas nasional. Hat-trick pengakuan yang diraih menjadi bukti bahwa kerja berbasis data dan keberanian mengambil langkah berbeda mampu membawa daerah menjadi pusat perhatian di level provinsi maupun nasional. (Rpdm)