IKLAN - SCROLL UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Sabtu, 20 September 2025

Absen di Konferensi Pers, Alexander Sinulingga Dituding Lebih Pilih Urus Proyek Ketimbang Pendidikan

MEDAN, TOPKOTA.co — Ketidakhadiran Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Alexander Sinulingga, dalam konferensi pers program strategis Gubernur Bobby Nasution, Jumat (19/9/2025), memicu kritik tajam terhadap kinerja dan etika birokrasi di tubuh Pemprov Sumut.

Padahal, forum yang digelar di Anjungan Dekranasda, Kantor Gubernur Sumut, itu diharapkan menjadi ruang klarifikasi mengenai berbagai persoalan pendidikan di Sumut. Namun, alih-alih hadir, Alexander justru mengutus seorang staf bernama Faisyal Hartawan Isma, yang tidak memiliki posisi struktural jelas di Dinas Pendidikan.

Kalangan wartawan yang hadir dalam konferensi pers, mengungkap kekecewaan atas ketidakhadiran Alexander Sinulingga. Mereka menilai Alexander tidak menghargai forum resmi pemerintah.

“Kalau memang berhalangan, seharusnya mendelegasikan ke pejabat struktural, minimal sekretaris dinas atau kepala bidang terkait. Bukan staf yang tidak jelas kapasitasnya,” ujar salah seorang jurnalis Pemprov Sumut.

Dari penelusuran internal, Faisal yang hadir menggantikan Alex ternyata merupakan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk sejumlah proyek APBD/APBN di lingkungan Disdik Sumut. Hal ini makin memperkuat dugaan bahwa kehadirannya lebih terkait urusan proyek ketimbang substansi pendidikan.

BACA JUGA:  Olly Cookies UMKM Binaan Kecamatan Medan Amplas yang Produknya Dikirim Sampai ke Pulau Jawa

“PPK itu bukan jabatan struktural. Tugasnya mengurus proyek, bukan menjawab kebijakan pendidikan,” kata salah satu sumber internal Disdik Sumut.

Sementara itu, dari informasi yang beredar, Alexander Sinulingga disebut tidak hadir karena mendampingi Gubernur Bobby dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Humbang Hasundutan. Namun, alasan itu dinilai janggal mengingat acara konferensi pers merupakan agenda resmi yang difasilitasi Diskominfo Sumut dan menempatkan Disdik sebagai salah satu ujung tombak program gubernur. Terlebih judulnya membahas soal Program Unggulan Bersekolah Gratis (PUBG).

Koordinator Jaga Marwah Sumut, Edison Tamba, menilai absennya Alexander merupakan bukti ketidakmampuan sekaligus ketidakberanian menjawab kritik publik.

“Mana mungkin dia berani hadir, karena pasti takut ditanya wartawan. Alexander memang tidak paham soal pendidikan Sumut. Menghindar artinya tidak mampu, apalagi dia bukan dari latar belakang pendidikan,” tegas Edoy — sapaan akrab Edison Tamba.

Edoy bahkan menyebut Gubernur Sumut Bobby Nasution harus ikut bertanggung jawab dalam kekisruhan ini.

“Di sinilah kelihatan egoisnya Gubsu, menempatkan staf kepercayaan yang bukan dari kalangan pendidikan untuk mengurus sektor pendidikan. Ini jelas blunder,” ujarnya.

BACA JUGA:  Jalin Silaturahmi, Ketua Pewarta Gelar Buka Puasa Bersama di Masjid Rahmat dan Santuni Anak Yatim

Absennya Alexander Sinulingga bukan sekadar persoalan teknis, melainkan dianggap mencoreng etika birokrasi, melemahkan prinsip transparansi, serta menegaskan lemahnya kepemimpinan di sektor pendidikan Sumatera Utara. (Ayu)

BERITA TERKINI

BERITA TERPOPULER