Serdang Bedagai – Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) resmi menyandang predikat sebagai lumbung pangan di Sumatera Utara, berkat keberhasilan program Optimalisasi Pengolahan Lahan (Oplah) yang digagas pemerintah.
Ketua Gapoktan Permai, Desa Pematang Cermai, Samsul Bahri, Jumat (15/8) mengatakan keberhasilan Oplah menjadi landasan kuat untuk mendukung program ketahanan pangan nasional.
“Bersama pemangku kepentingan, Gapoktan siap melanjutkan program ini di 2025 dengan skala lebih luas dan lebih baik,” ujarnya.
Suyatno, Ketua Gapoktan Keramat Jaya, Desa Pekan Tanjung Bering, menyebut Oplah sangat membantu petani dalam pola tanam dan meningkatkan intensitas panen dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali setahun.
Bendahara Gapoktan Martabe, Desa Pematang Terang, Juner Sitorus, mengungkapkan bahwa Sergai kini menjadi daerah pertama di Sumut yang mengalami surplus beras.
“Biaya pengolahan lahan juga berkurang. Kami sangat berterima kasih, terutama kepada Presiden RI Prabowo Subianto. Semoga tahun depan program ini tetap ada,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Unit Pengelola Kegiatan Keuangan (UPKK) GP3A Mandiri, Desa Tebingtinggi, Nasib Sianipar. Menurutnya, keberhasilan Oplah tercermin dari hasil panen yang terus meningkat.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Sergai, Dedy Iskandar, menegaskan keberhasilan ini tidak terlepas dari sinergi pemerintah, petani, dan berbagai pihak yang berkomitmen memajukan sektor pertanian.
“Program Oplah ini adalah bukti nyata bahwa dengan perencanaan matang dan kerja sama yang baik, ketahanan pangan dapat tercapai,” pungkasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sergai, produksi gabah tahun 2024 mencapai 303.517 ton atau setara 174.102 ton beras. Angka ini menempatkan Sergai di posisi pertama sebagai daerah surplus beras di Sumut, unggul tipis dari Kabupaten Deli Serdang yang memproduksi 301.563 ton. Capaian ini juga meningkat dibandingkan tahun 2023 yang produksinya sebesar 302.039 ton, atau naik 1.478 ton dalam setahun.
End