MOROWALI, TOPKOTA.co – Calon Bupati dan Wakil Bupati Morowali nomor urut 3, Iksan-Iriane Iliyas (IKLAS) melalukan kampanye politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2024 di Desa Sakita, Kecamatan Bungku Tengah, Minggu (3/11/2024).
Iksan mengatakan, visi misi semua kandidat itu bagus, namun yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Morowali saat ini adalah seorang pemimpin yang dekat dengan rakyat dan mampu membuat kebijakan yang baik yang berpihak kepada rakyat.
Jika terpilih sebagai Bupati Morowali, Iksan mengaku akan mengunjungi masyarakat sekali dalam sebulan.
“Kalau Saya diberikan amanah oleh rakyat untuk memimpin Morowali, jangan datang cari Saya, nanti Saya yang akan turun untuk temui masyarakat,” tegasnya.
Hal ini dilakukan Iksan untuk mempermudah masyarakat untuk bertemu dengan pemimpinnya. Lanjut Iksan, pemimpin itu dipilih oleh rakyat, jadi pemimpin tidak boleh mempersulit rakyat untuk bertemu pemimpinnya.
Terkait dengan pekerjaan proyek yang akan dilakukan pemerintah Morowali kedepan, jika Iksan terpilih sebagai Bupati Morowali, Ia memastikan bahwa proyek tersebut akan dikerjakan oleh masyarakat setempat.
“Jika Saya jadi Bupati, proyek-proyek akan dikerjakan oleh masyarakat setempat. Misalnya proyek di Bungku Tengah akan dikerjakan oleh masyarakat di Bungku Tengah, proyek di Bungku Barat dikerjakan oleh masyarakat Bungku Barat dan begitu juga di kecamatan-kecamatan yang lain,” ujarnya.
Metode tersebut dilakukan Iksan, bertujuan untuk memaksimalkan anggaran yang diprogramkan oleh pemerintah dengan kualitas yang baik. Sebab dengan cara seperti itu, Iksan meyakini bahwa pekerjaan akan dilakukan dengan baik dan berkualitas.
“Kenapa saya lakukan seperti itu, karena tidak mungkin orang yang kerjakan proyek mau merusak kampungnya sendiri. Kalau dia kerjakan proyek dengan baik dan berkualitas, maka kampungnya akan jadi bagus, tapi kalau dia kerjakan tidak beres maka dia yang merusak kampungnya sendiri,” jelasnya.
Iksan juga menegaskan bahwa dirinya mengharamkan fee dari proyek-proyek pemerintah, sebab Ia berprinsip bahwa uang rakyat harus dikembalikan kepada rakyat. Ia tidak mau mencari keuntungan dari uang rakyat, agar masyarakat menikmatinya secara maksimal dan merata.
“Pekerjaan itu harus dibagi-bagi, tidak boleh hanya dikerjakan oleh satu dua orang saja, tidak boleh dimonopoli. Jangan hanya keluarga dan orang-orang dekat bupati yang mendapat proyek, Saya tidak mau seperti itu,” tandasnya. (Rpdm)