IKLAN - SCROLL KE BAWAH UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Terkait Kasus Penganiayaan Anak Dibawah Umur, AKP Krisnat: Anggota Saya Mau Melerai

MEDAN, TOPKOTA.co – Terkait kasus penganiayaan yang dialami FH (16) pelajar SMA 1 Pancur Batu yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Polri berpangkat Brigadir bernama Sagita Suranta Tarigan, Kapolsek Pancur Batu AKP Krisnat saat dikonfirmasi mengatakan bahwa anggotanya tersebut hanya berniat melerai.

” Keluarganya kan sudah melapor ke Polda jadi kita tunggulah prosesnya gimana, jadi kalau menurut anggota saya itu dia hanya berniat melerai saat itu anggota saya hendak melaksanakan tugas, pas dijalan ada anak-anak berantam di ceklah sama anggota saya, saat itu anak-anak itu sedang bergumul, anggota saya mau memisah, kedua anak yang berantam ngotot, malah anggota saya malah kena pukul,” ucap Kapolsek Pancur Batu.

Saat ditanya kenapa melerai sampai memukuli hingga menyebabkan bahu kanan korban patah, Kapolsek Pancur Batu mengatakan bahwa kita tunggu hasil pemeriksaan.

”Ya kita tunggu lah hasil pemeriksaanya bagaimana, proses nya bagaimana, trus coba dicari tau benar-benar apakah korban itu benar cucu Waka Polda Sumut,”ucap AKP Krisnat.

Sebelumnya diberitakan hanya karena masalah bermain futsal, siswa SMA 1 Pancur Batu berinisial FH ( 16 ) warga Desa Namo Simpur, Dusun 1, Kecamatan  Pancur Batu jadi korban penganiayaan yang dididuga dilakukan oleh oknum polisi yang bertugas di Polsek Pancur Batu, (14/8/2024) siang.

Seorang saksi mata bernama Defri Gurusinga  di rumah sakit Pancur Batu pada awak media menjelaskan bahwa saat itu ia melihat anak-anak berkelahi.

” Jadi kejadian itu terjadi di samping kede kita, ada anak-anak berantam, saat itu posisiku lagi makan, tiba-tiba kata istriku ada orang berantam, trus keluar aku, ku lihat udah dipukuli polisi itu si anak itu ( FH ) disuruh telungkup dipijaknya lagi,” ucap Defri Gurusinga.

Sementara itu, Chandra Tarigan (39) orang tua korban mengaku sangat kesal dan marah terhadap tingkah laku oknum Polisi pancur Batu tersebut.

” Aku bang , nyawaku pun ku kasih untuk anakku, aku yang ngasih makan, dipukulinya pula anak aku. Pakaian dinas pula dia mukuli anak aku. Masih dibawah umur dihajarnya kayak gitu, udah dipukuli, diinjak-injak dadanya. Disuruh tiarap dipukulinya lagi pakai helm untung ditangkap sama orang yang ada disana. Atas kejadian itu engsel bahu kanan anaku bergeser, dan banyak luka-luka dibadan dan kakinya. Nantang pula tadi si pelaku itu dibilangnya bawa dekingmu, nggak takut aku. Ya… kubilang lah sama dia, aku pun sama Waka Polda Sumut termasuk keluarga, kalau nurut tutur aku manggil Mama sama beliau, sama orang tua Pak Roni Samtana aku manggil bolang,” sebut Chandra dengan logat Kalak Karo.

Lanjut Chandra lagi, usai dianiaya, FH pun malah dibawa oleh si pelaku ke Polsek Pancur Batu dan bukan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

FH pun ketika diwawancarai saat mendapatkan perawatan medis di Rumah sakit Pancur Batu mengatakan bahwa saat kejadian itu ia sedang berkelahi satu lawan satu dengan temanya.

”Aku berkelahi sama kawanku, satu lawan satu , tiba-tiba datang si Polisi ini tadi langsung dipukulinya aku, jatuh aku diinjak-injaknya trus, disuruh tiarap dinjaknya lagi,” jelas korban.

Atas kejadian ini ayah korban pun langsung mendatangi Renata Polda Sumut untuk membuat laporan pengaduan  dengan nomor STTLP/1114/VIII/2024/SPKT/ Polda Sumatera Utara. (Ayu)